"Kami mengimbau masyarakat tetap berada di luar daerah bahaya karena kemungkinan Gunung Agung erupsi masih besar sekali hingga saat ini," kata Kepala PVMBG Kasbani di Pos Pantau Desa Rendang, Karangasem, Rabu.
Sejauh ini aktivitas kegempaan gunung yang berada di ketinggian 3.142 meter di atas permukaan laut itu masih tergolong tinggi. Aktivitas kegempaan masih di kisaran 600-700 kali dalam sehari.
"Kegempaan vulkanik masih tinggi. Meskipun dalam satu hari terakhir turun tetapi itu masih sangat fluktuatif dan masih bisa naik lagi," terang dia.
Kasbani menegaskan PVMBG belum berani memastikan apakah Gunung Agung benar-benar mengalami penurunan aktivitas menuju keadaan normal karena sesuai hasil pencatatan seismograf, aktivitas kegempaan tetap pada tren tinggi dan belum ada tanda-tanda menurun secara bertahap (gradual).
Ia menambahkan bahwa masih akan dilakukan evaluasi selama seminggu ke depan mengenai aktivitas kegempaan gunung tertinggi di Pulau Dewata tersebut, apakah nantinya tetap pada level awas atau diturunkan pada level di bawahnya.
"Evaluasi pasti akan dilakukan. Intinya warga harus tetap berada di zona dan wilayah yang aman karena apapun masih bisa terjadi mengenai status Gunung Agung," kata Kasbani.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Antara, masyarakat di desa-desa yang wilayahnya masuk KRB (kawasan rawan bencana) mulai kembali ke rumahnya masing-masing untuk beraktivitas karena sudah merasa aman dengan keadaan Gunung Agung.
Made Tunas (62), warga Desa Muncan, sebuah desa yang terletak sekitar 11 kilometer dari kawah Gunung Agung mengaku tidak was-was dengan status gunung yang tercatat telah tiga kali meletus tersebut.
Ia mengaku tetap tenang karena saat ini kalaupun nanti gunung meletus, masih ada waktu untuk menyelematkan diri, terlebih sudah ada kendaraan menuju wilayah aman.
"Saya sendiri di rumah. Istri dan anak saya mengungsi di Denpasar. Saya memilih pulang karena memang keadaan masih aman. Dulu ketika Gunung Agung meletus pun saya masih ingat sekali. Ketika itu, enam bulan setelah meletus kami baru mengungsi," tuturnya.
Pewarta: IMB Andi Purnomo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2017