... kesempatan pertama pada pengusaha nasional, kalau tidak mampu baru BUMN...

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo mengakui "mengguritanya" bisnis BUMN, di depan para pengusaha anggota Kamar Dagang dan Industri (KADIN). Dari 118 BUMN, telah berkembang 800 perusahaan.

"Ya betul BUMN ada 118, tapi anak dan cucunya hampir 800. Tapi yang buat anak cucu cicit bukan saya, khan sudah ada dari dulu. Kenapa bicaranya baru sekarang bapak-ibu. Jangan-jangan juga ada yang main politik," kata dia, pada penutupan rapat koordinasi nasional KADIN 2017, di Jakarta, Selasa.

Jokowi mengakui, yang disampaikan Ketua Umum KADIN, Rosan P Roeslani, terkait dominasi bisnis BUMN di Indonesia, dan dia mengaku telah memerintahkan untuk memerger atau menjual mereka.

"Kemarin di rapat paripurna sudah saya perintahkan. Saya sudah perintahkan kemarin, yang 800 dimerger. Atau kalau perlu dijual. Ngapain BUMN urusi catering, cuci baju," kata Jokowi.

Untuk itu dia meminta, dalam pertemuan nanti dengan KADIN di Istana Negara, agar menyampaikan secara detail apa saja yang bisa dilakukan, terkait bisnis BUMN ini dan solusi yang diajukan.

Jokowi juga berharap juga menyertakan pengurus KADIN daerah untuk mengungkapkan bisnis apa saja yang bisa di subkontrakkan bagi pengusaha setempat.

Roeslani dalam pidatonya mengungkapkan, "Berikan kesempatan pertama pada pengusaha nasional, kalau tidak mampu baru BUMN."

Dia mengungkapkan, banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang digarap BUMN dan anak usahanya, termasuk pekerjaan-pekerjaan kecil subkontraktor yang seharusnya menjadi jatah pengusaha swasta maupun UKM.

KADIN berharap perusahaan BUMN hanya mengerjakan pekerjaan yang menjadi bisnis utamanya, dan tak mengambil jatah perusahaan swasta dan UKM.

"Kami minta BUMN kembali ke bisnis intinya," kata dia.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017