Bandung (ANTARA News) - Jenazah mantan Mendagri HR Moh Yogie Suardi Memet (78), Jumat siang, dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Cikutra, Bandung, Jabar, dengan inspektur upacara Menko Polkam Widodo AS. Jenazah sebelumnya disemayamkan di Pusat Dakwah Islam (Pusdai), Jalan Diponegoro Bandung untuk dishalatkan setelah diberangkatkan dari rumah duka di Jalan Ciumbuleuit No. 114 Kota Bandung. Ribuan kaum Muslimin ikut menyalatkan jenazah HR Yogie SM. Setelah shalat Jumat, jenazah diberangkat menuju TMP Cikutra yang pelepasan pemberangkatannya dipimpin Gubernur Jawa Barat, Danny Setiawan. Pemakaman dilakukan secara militer yang terlebih dahulu dilakukan tembakan salvo oleh pasukan Kopasus sebagai penghormatan terahir kepada almarhum. Sejumlah pejabat hadir pada acara pemakaman tersebut, termasuk Kasad Jenderal TNI Joko Santoso, Gubernur Jawa Barat, pihak keluarga dan kerabat, tokoh masyarakat, serta sekitar seribu orang lainnya. Yogie SM, kelahiran Cirebon 16 Mei 1929, tutup usia di Rumah Sakit Advent Bandung, Kamis (7/6) sekitar pukul 14.15 WIB, setelah selama hampir sebulan menjalani perawatan di RS Advent Bandung. Suami dari Ny Emmy Sariamah (75) itu selama empat tahun terakhir ini mengalami gagal ginjal. Dan selama ini harus menjalani cuci darah sebanyak tiga kali seminggu. Sosok Yogie S Memet adalah seorang tokoh militer dan politik Indonesia. Selain pernah menjabat Menteri Dalam Negeri, ia juga sempat menjabat sebagai Komandan Jenderal Korps Pasukan Sandhi Yudha (Koppasandha) Jabatan sebagai Mendagri ia jalani pada Kabinet Pembangunan IV 1993-1998. Ia menggantikan pejabat sebelumnya Rudini dan digantikan oleh R Hartono, ketiganya sama-sama sebagai putra terbaik TNI Angkatan Darat. Sementara itu, jabatan Gubernur Jawa Barat diembannya selama dua periode 1985-1993. Ia menggantikan H Aang Kunaefi. Namun pada pertengahan periode jabatan gubernur keduanya 1990-1995, yakni pada 1993, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi Menteri Dalam Negeri. Sebagai Gubernur Jawa Barat, Yogie S Memet dikenal dengan motto "Tibmanra" (Tertib Aman Sejahtera). Ia memperoleh Anugerah Parasamya Purnakarya Nugraha Pelita IV (Kepres No.07/TK/1989 serta Bintang Mahaputra (Kepres No.44/TK/ 1990). Pria yang memiliki nama lengkap HR Mohamad Yogie Suardi Memet itu menjalani pendidikan pertamanya di HIS lulus 1942, kemudian SMP lulus 1945 dan SMA lulus 1950. Kariernya di dunia militer diawali pada 1950 sebagai perwira Kadet Divisi Siliwangi, Kemudian menjadi Komandan Kompi V BN323 di Ciamis Jabar (1957-1958), Danyon Batalyon Para 330 Kujang I Bandung (1965-1967), Dan Brigif 15 Kujang II (1970-1973), Danjen Kopasandha (sekarang Koppasus) 1975-1976, Pangdam III Siliwangi (1978-1983), Pangkowilhan II (1983-1985), Gubernur Jabar 1985-1993) dan terakhir sebagai Mendagri 1993-1998. Semasa menjalani karier militernya, Yogie ikut aktif bergerilya dan terlibat Perang Kemerdekaan I dan II. Ia pun memiliki andil dalam penumpasan PKI Madiun, PRRI/Permesta, penumpasan pemberontakan Kahar Muzakar, penumpasan G30S/PKI, Penumpasan Paraku dan juga ke Timur Tengah dalam Misi Kontingen Garuda IV ke Kairo-Mesir (1974). Selama hayatnya, almarhum menerima puluhan bintang, tanda serta piagam penghargaan antara lain Bintang Gerilya, Bintang Sewindu, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi, Satya Lencana Perang Kemerdekaan I dan II, Bintang Maha Putera Republik Indonesia, Penghargaan Parawamsya Purnakarya Nugraha serta beberapa tanda kehormatan dari luar negeri. Hingga akhir hayatnya, almarhum didampingi oleh istrinya Ny. Emmy Sariamah (75) yang memberinya dua orang putra, yakni Billy Ibrahim dan Danny Iskandar. (*)

Copyright © ANTARA 2007