Semarang (ANTARA News) - Pemerintah Kota Semarang terus mempercantik Kampung Batik dengan menjadikannya kampung tematik agar semakin menarik minat wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung.
"Kampung Batik ini kan awal berdirinya industri batik Semarangan," kata Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat peresmian program CSR Bina Lingkungan PLN di Kampung Batik Semarang, Senin.
Ita, sapaan akrab Hevearita mengakui keelokan Kampung Batik Semarang sekarang ini dibanding sebelum menjadi kampung tematik, apalagi dengan masuknya PLN dengan program CSR (corporate social reponsibility).
Meski sudah bagus, kata dia, dibutuhkan beberapa penambahan untuk mempercantik Kampung Batik dan membuat wisatawan yang datang semakin betah, di antaranya "street furniture" dan berbagai pertunjukan kesenian.
"Saya melihat masih perlu nambah lagi, perlu dilengkapi street furniture, kemudian ditambahi pertunjukan musik. Jadi, wisatawan tidak hanya datang membeli batik, tetapi menikmati suasananya," katanya.
Menurut dia, Kampung Batik Semarang juga akan menjadi salah satu destinasi wisata jujukan bus tingkat pariwisata sehingga semakin banyak wisatawan yang akan berdatangan ke sentra industri batik Semarangan itu.
Persoalan limbah industri batik di kampung itu, kata dia, juga sudah terselesaikan dengan kerja sama yang dijalin dengan Politeknik Negeri Semarang (Polines) untuk menetralkan air limbah pembuatan batik.
"Kemarin yang bikin Kampung Batik tidak berkembang kan persoalan limbah, sekarang sudah terselesaikan dengan bantuan Polines. Limbah batik diolah jadi air bersih lagi. Kami sangat berterima kasih," pungkas Ita.
Sementara itu, Manager PT PLN APD Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Moses Allo menjelaskan PLN sangat peduli dengan kelestarian batik sebagai warisan budaya leluhur, termasuk Batik Semarangan.
Bertepatan dengan Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, kata dia, pihaknya menyalurkan program bina lingkungan untuk pengembangan Kampung Batik Semarang yang rencananya dilaksanakan tiga tahap.
Tahap pertama, kata dia, berupa pemberian alat pelatihan batik, alat peraga edukasi (APE) untuk pendidikan anak usia dini (PAUD), sertifikasi personel pengrajin batik, sarana prasarana pelatihan, dan pengembangan wisata.
"Nilai bantuannya sekitar Rp135 juta. Ini memang baru tahap pertama, selanjutnya untuk tahap kedua dan ketiga akan merapatkan dengan Pemkot Semarang, apa yang masih dibutuhkan. Sertifikasi sudah," katanya.
Ketua Paguyuban Kampung Wisata Budaya yang menjadi wadah pengrajin batik di Kampung Batik Semarang, Eko Haryanto menyebutkan setidaknya ada 16 pengrajin di sentra industri batik Semarangan tersebut.
"Yang sudah tersertifikasi difasilitasi PLN ada 10 pengrajin, yakni lima pengrajin batik tulis dan lima pengrajin batik cap. Semuanya (pengrajin, red.) minta disertifikasi, nanti tahap selanjutnya," katanya.
(U.KR-ZLS/B015)
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017