Bandung (ANTARA News) - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar menyatakan hingga saat ini belum tertarik diduetkan dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi untuk berlaga sebagai pasangan calon kepala daerah di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2018-2023.
"Sampai saat ini belum tentu dan belum secara intens ada komunikasi. Belum tentu mau (diduetkan) dan belum tentu wacana itu terjadi," kata Deddy Mizwar di Bandung, Senin.
Partai Golkar mensimulasikan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi atau sebaliknya sebagai salah satu alternatif yang akan diusung dalam Pilkada Jawa Barat 2018 nanti.
Ia mengatakan untuk merealisasikan wacana tersebut membutuhkan proses panjang dan hingga saat ini belum ada komunikasi dengan partai lain di dalam koalisi yang dibangun Partai Golkar yang belum tentu menyetujui wacana tersebut.
"Jadi memang (wacana atau simulasi Golkar) perlu pembahasan jauh. Karena juga harus komunikasi dengan partai-partai lain," ujarnya.
Sebelumnya Partai Golkar mensimulasikan pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi atau sebaliknya sebagai salah satu alternatif yang akan diusung dalam Pilkada Jawa Barat 2018 nanti.
"Kalau Demiz (Deddy Mizwar) dilepas Gerindra, menarik juga kalau kita wacanakan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi, tinggal nambah empat kursi, kita bisa komunikasi dengan partai-partai yang ada, misal Hanura dan PAN," kata Wakil Sekjen Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa I Partai Golkar, Ratu Dian Hatifah dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Adapun simulasi yang dikalkulasikan sebelumnya yakni pasangan Dedi Mulyadi dengan wakil dari PDIP, serta simulasi pasangan Ridwan Kamil dengan kader Golkar yakni antara Daniel Mutaqien. Dan untuk simulasi mengusung Ridwan Kamil, calon wakil yang disiapkan Golkar selain Daniel tentu juga figur Dedi Mulyadi selaku Ketua DPD I Golkar Jabar.
Menurut Hatifah, Pantai Golkar serius menganalisis berbagai simulasi itu karena menempatkan Jabar sebagai basis strategis yang harus dimenangkan.
Apalagi, lanjut dia, Golkar adalah basis yang menyumbang basis suara nasional dalam Pemilu lalu yakni sebesar 19 persen. Karenanya, pertimbangan untuk memenangi Pilkada 2018 menjadi sangat penting sehingga dalam menentukan calon benar-benar dilihat potensi kemenangannya.
"Deddy Mizwar di survei bagus, begitu juga Dedi Mulyadi. Makanya kita berpikiran bagaimana ini bisa dipasangkan. Soal siapa yang nomor satu dan siapa calon wakil, nanti bisa dianalisis bagaimana potensnya dan itu saya kira bisa dikomunikasikan," ujarnya.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017