Jakarta (ANTARA News) - Sebagian dari Anda mungkin pernah merasakan panas di dalam tenggorokan misalnya karena batuk. Apakah hal itu yang dimaksud panas dalam?


"Panas dalam itu tidak spesifik, baik saat pemeriksaaan ataupun wawancara dokter dengan pasien. Hanya istilah, menggambarkan sensasi panas misalnya karena batuk atau otot merasa ngilu," ujar Spesialis Penyakit Dalam dari RS Carolus Jakarta, dr. Laurentius Aswin Pramono, SpPD, M.Epid di Jakarta, Senin.


Kendati begitu, sensasi panas yang dirasakan setiap orang bisa berbeda-beda. Lantas bagaimana mengatasinya?


Cara mengatasi


"Semua bisa diatasi dengan minum yang cukup. Cairan sangat penting untuk mengembalikan suhu tubuh kembali ke normal. Hidrasi yang baik akan melancarkan mekanisme dan metabolisme di dalam tubuh, termasuk meningkatkan imunitas tubuh, jelas Aswin.


Panas dalam yang menurut istilah medis disebut sindrom dapat terjadi karena perubahan cuaca ekstrem sehingga menyebabkan daya tahan tubuh menurun.


Sejumlah faktor yang berperan dalam menghadirkan gejala panas dalam, yaitu faktor eksternal seperti virus dan lingkungan, serta faktor internal berupa daya tahan tubuh.


"Perubahan cuaca juga mengubah tekanan udara, suhu dan komposisi udara, menyebabkan kuman dan virus di lingkungan semakin berkembang," tutur Aswin.


Kebiasaan pemicu panas dalam


"Terkena hujan terutama saat daya tahan tubuh menurun, terpapar panas terus menerus, sering mengonsumsi mie instan (pengawet dan bumbu mie memicu rasa tak enak di kerongkongan), kurang berolahraga sehingga mudah terpapar virus," terang Aswin.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017