Jakarta (ANTARA News) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada perdagangan sesi pagi, Jumat, anjlok 1,78 persen, menyusul berlanjutnya tekanan jual saham-saham unggulan. IHSG sesi pagi ditutup turun 37,345 poin menjadi 2.056,466 dan indeks LQ45 melemah 8,232 poin atau 1,89 persen ke posisi 427,026. Analis Riset PT Paramitra Alfa Sekuritas, Miranda Hotmadiah, mengatakan bahwa penurunan indeks ini lebih disebabkan oleh aksi ambil untung (profit-taking) saham-saham unggulan, terutama sektor pertambangan dan perkebunan. Naiknya saham saham pertambangan yang cukup tinggi beberapa waktu lalu telah mendorong para pelaku pasar untuk melakukan ambil untung. Selain itu, berita tentang kenaikan pungutan ekspor (PE) yang bertujuan untuk mengurangi ekspor minyak kelapa sawit (CPO) dan meningkatkan suplai ke dalam negeri dengan harga yang lebih rendah daripada harga ekspor telah menekan sektor perkebunan. Dengan kondisi ini, lanjutnya, sentimen positif dari kebijakan penurunan BI rate belum bisa mendorong indeks BEJ pada Kamis (7/6) tidak dapat mendorong indeks BEJ ke atas. Penurunan indeks juga mengikuti melemahnya bursa regional yang terseret turunnya bursa Wall Street AS. Pasar saham AS itu mengalami kemunduran Kamis malam karena mengalami kecemasan para investor bahwa tingkat suku bunga akan naik yang membuat saham perusahaan keuangan, pengembang perumahan dan peritel anjlok. Pada perdagangan sesi pagi ini, pergerakan saham didominasi efek yang turun sebanyak 130 jenis dibanding yang naik 24 dan 34 bergerak mendatar. Volume perdagangan mencapai 2,289 miliar saham dengan nilai transaksi Rp1,596 triliun. Turunnya indeks dipimpin oleh sektor saham pertambangan dan perkebunan. Kedua sektor ini telah memimpin indeks terjun cukup dalam, dimana sektor pertambangan mengalami penurunan 30,538 poin atau 2 persen menjadi 1.494,499 dan sektor perkebunan anjlok 26,836 poin atau 1,51 persen ke posisi 1.752,740.

Copyright © ANTARA 2007