Sidrap (Antara) -- Langkah pemerintah untuk mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) terus dilakukan. Untuk itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengajak semua pihak baik pemerintah daerah, badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha swasta, maupun masyarakat turut berpartisipasi dalam mewujudkan penggunaan energi bersih tersebut.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana memberi apresiasi kepada pemerintah kabupaten Sidrap yang memberikan dukungan penuh terhadap pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). "Di Sidrap, Bupatinya memberikan dukungan, bahkan masyarakatnya berperan aktif. Ini merupakan contoh yang bagus," katanya di sela-sela kunjungan kerja di Sidrap, akhir pekan lalu.
Di tempat yang sama, Bupati Sidrap Rusdi Masse mengatakan, pihaknya mendukung penuh langkah pemerintah untuk membangun infrastruktur pembangkit ramah lingkungan seperti PLTB Sidrap. Ia menambahkan, pihaknya sangat merespons jalannya proyek tersebut mulai dari awal pembangunan hingga saat ini. Bahkan, Pemkab Sidrap memberikan kemudahan kepada investor dalam hal perizinan. “Kita tidak pernah mempersulit investor. Mulai dari pembebasan lahan dan sebagainya tak ada masalah,†ujar Rusdi.
Pada kesempatan itu, Rusdi menandatangani pengembangan proyek PLTB tahap kedua. Maka, pengembangan tahap kedua proyek tersebut dapat segera dilaksanakan oleh PT UPC Sidrap Bayu Energi.
Dengan adanya PLTB Sidrap ini, kata Rusdi, akan meingkatkaan potensi Sidrap. Selama ini, Sidrap sudah dikenal sebagai lumbung beras, telur dan sapi di Sulawesi.
“Sidrap nantinya akan menjadi daerah lumbung energi karena mampu memasok energi untuk daerah lain,†ujar Rusdi.
Sebagai informasi, PLTB Sidrap yang terletak di Desa Mattirotasi, Kecamatan Watang Pulu, Sidrap ini merupakan pembangkit tenaga angin terbesar di Indonesia. Dengan kapasitas 75 MW, pembangkit ramah lingkungan ini terdiri dari 30 turbin kincir angin yang masing-masing berkapasitas 2,5 MW. Model turbin yang digunakan dari Gamesa Iolica Corporation pada menara baja setinggi 80 meter dengan panjang baling-baling 57 meter. Proyek dengan investasi sekitar 150 juta dolar AS ini ditargetkan beroperasi secara komersial pada awal 2018.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017