Jakarta (Antara) - Para ahli ketahanan infrastruktur dari 104 negara dijadwalkan akan melakukan pertemuan di Jakarta pada awal Oktober. Mereka akan membahas tentang standar desain dan konstruksi - dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan perawatan - benar-benar kuat dan teruji dalam menghadapi situasi kritis.
Demikian disampaikan oleh Jae-Wan Lee, presiden FIDIC (the International Federation of Consulting Engineers) pada konperensi pers dalam rangka pelaksanaan "FIDIC International Infrastructure Conference" dengan tema "Infrastructure Resilient - Improving Life" yang akan dilaksanakan tanggal 1 - 3 Oktober 2017 di Jakarta Convention Centre, Senayan, Jakarta.
Sementara itu, ketua Asosiasi Konsultan Indonesia (INKINDO), Nugroho Pudji Rahardio yang juga hadir pada konperensi pers menyampaikan bahwa "resilient infrastructure" (ketahanan infrastruktur) dipilih sebagai tema konperensi mengingat saat ini kita sering melihat dampak yang sangat besar akibat terjadinya bencana alam, khususnya di Indonesia yang terletak di "lingkaran api" dan dampak dari akibat perubahan cuaca terhadap infrastruktur.
FIDIC International Infrastructure Conference 2107 yang akan dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum, Basuki Hadimulyono dan Ketua Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro ini, akan diikuti sekitar 1000 peserta - yang terdiri dari para pengambil keputusan, profesional, ahli, dan akademisi dari lebih dari 70 negara - dan akan mendiskusikan dan membahas berbagai aspek dan perkembangan mutakhir terkait "resilient infrastructure"
(ketahanan infrastruktur).
Beberapa topik yang akan dibahas diantaranya adalah pengalaman penanganan infrastruktur akibat gempa di Jepang, peningkatan batas ketinggian laut dan dampak terhadap terjadinya banjir di Amerika dan Indonesia, strategi perencanaan urban dalam kaitannya dengan ketahanan infrastruktur, aspek disain untuk menghindarkan dampak kehancuran yang serius, serta pembahasan topik "resilience & sustainability" yang berfungsi saling mendukung.
Sebagai event "Pertemuan Tahunan" yang dilaksanakan diantara anggota FIDIC yang berjumlah 104 negara, kesempatan Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan "FIDIC International Infrastructure 2017" memiliki nilai dan makna tersendiri sejalan dengan program pembangunan dan pengembangan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia dewasa ini, demikian disampaikan oleh ketua INKINDO, Nugroho Pudji Rahardio.
Nugroho Pudji Rahardio lebih lanjut menjelaskan bahwa kesempatan Indonesia dapat menjadi tuan rumah pelaksanaan pertemuan tahunan FIDIC (yang beranggotakan 104 negara) ini dicapai melalui upaya yang cukup besar sehingga dapat mengalahkan calon tuan rumah yang lain, Washington DC, Amerika.
Di samping tema yang sangat relevan dengan kegiatan pembangunan di Indonesia pada umumnya saat ini, kehadiran lebih dari 1000 peserta dari lebih dari 70 negara yang terdiri dari para pengambil keputusan, pimpinan perusahaan, profesional bersama pasangannya, secara tidak langsung juga akan dapat memberikan "multiflier effect" terhadap kegiatan kepariwisataan Indonesia.
Berkaitan dengan masih sedikitnya ahli-ahli Indonesia yang menguasai standar-standar FIDIC, apalagi ahli yang memiliki akreditasi sebagai "FIDIC trainer", maka kesempatan pelaksanaan "FIDIC International Infrastructure Conference 2017" ini hendaknya dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para ahli Indonesia untuk lebih mendalami pengetahuan tentang FIDIC. Terlebih lagi dalam 10 hingga 20 tahun ke depan, "FIDIC Conference" belum tentu akan dilaksanakan kembali di Indonesia.
Setelah Indonesia, pertemuan FIDIC yang akan datang akan dilaksanakan di Berlin, Jerman.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2017