Ketua FAJ, Zulfriansyah, di Meulaboh, Minggu, mengatakan, pemerintah akan membuka kran pemaganggan ke "Negeri Sakura" itu pada Maret 2018, karena itu pemuda Aceh yang berusia minimal 19,6 tahun untuk mempersiapkan diri mengikuti program tersebut.
"Ini adalah peluang sangat bagus, selain mempersiapkan sumber daya manusia tenaga kerja mandiri, program ini merupakan kesempatan bagi pemuda Aceh untuk berkarir di dunia usaha yang berskala international di Jepang," sebutnya.
Zulfriansyah menuturkan, forum tersebut konsen untuk membantu pemerintah dalam mempersiapkan pemuda sebelum mengikuti proses seleksi magang, pihaknya juga menyediakan fasilitas pra-seleksi untuk membantu kemampuan pemuda Aceh.
Ia sebagai alumni yang pernah mengikuti program kerjasama Indonesia-Jepang dalam magang ke Jepang memiliki tanggung jawab moril menjembatani pemuda, khususnya di barat selatan Aceh, walaupun pada akhirnya hasil tes mutlak pada kemampuan peserta,
Zulfriansyah mengakui, tidak mudah untuk lulus pada seleksi magang, karena itu sebagai alumni, ia terus berupaya membantu mempersiapkan pemuda-pemuda Aceh yang tertarik mengikuti program magang ke "negeri matahari terbit" itu.
"Sangat selektif, karena itu kami tergerak membekali mereka memanfaatkan peluang ini, kita harus siap dulu mereka, sebab kalau dibuka tes, tidak lulus percuma. Tempat pelatihannya di Desa Peunaga, ada bimbingan gratis pra-seleksi,"imbuhnya.
Kata dia, program pemerintah itu untuk mempersiapkan tenaga kerja handal dan mandiri dengan sistem "kenshusei" (peserta training/magang) ke Jepang, tidak sedikit lulusannya sudah mampu membuka usaha/ industri, terutama di dunia otomotif di Indonesia.
Zulfriansyah menyatakan, bukan hanya mendapatkan ilmu dan pengalaman kerja selama mengikuti magang di Japang, pemuda-pemuda Aceh yang kini masih mengikuti program tersebut juga dibayar/ digaji oleh perusahaan-perusahaan tempat mereka di training.
Ia menyampaikan, mayoritas pemuda yang telah tembus ke Jepang berasal dari keluarga kurang mampu, hal itu memang sengaja mereka lakukan untuk membangkitkan ekonomi masyarakat miskin agar tidak dipandang remeh kemampuan anak-anak Indonesia.
"Pada pekan lalu, ada tiga pemuda Aceh Barat sudah lulus seleksi dan diberangkat, mereka sudah masuk di pusat pelatihan di Negara Jepang, sebelum masuk pada perusahaan sesuai pilihan atau kemampuannya," imbuhnya.
Zulfriansyah menjelaskan, meskipun pemuda berasal dari Indonesia bekerja dan digaji, namun mereka bukan status sebagai Tenaga kerja Indonesia (TKI), program ini mutlak untuk mempersiapkan tenaga kerja yang handal menghadapi dunia kerja.
Ia mengharapkan, kesempatan yang terbuka ini diketahui dan dimanfaatkan oleh pemuda lulusan SMA dan sederajat, forum ini akan selalu siap menjadi rel kereta bagi pemuda Aceh yang bercita-cita menjadi pemilik usaha/ industri masa depan.
Mereka juga terus melakukan sosialisasi agar masyarakat Aceh mengetahui secara terbuka jadwal magang ke Jepang dilakukan pemerintah, kegiatan akan terus ditingkatkan setelah turunnya pengumuman dan jumlah kuota yang dibutuhkan Provinsi Aceh.
"Bila ingin kematangan yang siap, untuk pra-seleksi sudah boleh kita mulai apabila ada adik-adik tertarik mengikuti tes magang nanti. Yang perlu sekarang kemampuan dasar, hasil tes pemerintah nanti murni, jangan percaya calo," katanya menambahkan.
Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017