Wali Kota Surabaya ajak warga amalkan nilai-nilai Pancasila

Surabaya (ANTARA News) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengajak warga Surabaya mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober yang digelar di halaman Taman Surya, depan Balai Kota Surabaya, Minggu.

"Bila kita cermati, isi yang terkandung dalam Pancasila itu sangat lengkap. Kita percaya pada Tuhan, menghormati orang lain, persatuan, hingga keadilan. Sila-sila Pancasila ini tidak ada di negara lain," kata Risma.

Menurut dia, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila sudah sangat lengkap, mulai dari ketuhanan hingga keadilan. Nilai-nilai tersebut seharusnya bisa menginspirasi setiap individu untuk lebih menghormati orang lain, memperkuat persatuan dan menatap tantangan era globalisasi.

Risma mengatakan yang perlu ditekankan sejatinya adalah bagaimana mengamalkan nilai-nilai dalam Pancasila. Ia mencontohkan ketika mengamalkan sila Persatuan Indonesia setiap individu seharusnya bisa menghormati perbedaan.

Sebab, lanjut dia, sejak dulu, para pendahulu bangsa sudah sepakat bahwa negara ini dibangun di atas perbedaan yang diikat oleh persatuan. Termasuk juga saling menghormati dan tidak mudah menyalahkan orang lain

"Kalau kita mengamalkan Pancasila, kita juga akan menghormati semua orang," ujarnya.

Ia mencontohkan seperti halnya tukang sapu, kalau setiap individu memahami Pancasila, maka tidak akan membuang sampah sembarangan karena setiap individu menyadari itu menyusahkan orang.

"Termasuk sila Persatuan Indonesia, kita sudah sepakat bahwa kita beda-beda. Mari, kita berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberi kesempatan untuk bisa hidup lebih baik, juga bersekolah dan mencari makan, itu yang harus dipahami," ujarnya.

Untuk itu, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengajak warga Kota Pahlawan untuk lebih fokus menyiapkan kompetensi diri guna menghadapi tantangan global di masa sekarang.

Menurut wali kota, itulah sebenarnya musuh yang harus ditaklukkan dari pada terus mengungkit-ungkit masa lalu. "Sebetulnya kita punya musuh yang besar sekali. Kalau kita tidak hati-hati, kita hanya akan menjadi penonton. Itu yang harus kita siapkan. Tidak perlu terus menggali masa lalu. Yang terpenting, kita mau apa setelah itu," ujarnya.

Sebelumnya, Pemkot Surabaya telah membuat edaran kepada masyarakat untuk mengibarkan bendera setengah tiang pada 30 September dan satu tiang penuh pada 1 Oktober.

"Hari ini bendera penuh. Para lurah akan mengontrol warga yang tidak mengibarkan bendera. Siapa lagi yang hormati bendera kalau bukan kita," ujarnya.