Sedangkan AC Milan yang berbelanja banyak pemain, termasuk mendatangkan Leonardo Bonucci dari Juventus pada bursa transfer musim panas lalu, akan kesulitan meraih Scudetto.
"Juventus dan Napoli lebih siap untuk memenangkan Scudetto karena memiliki kerangka tim yang sama selama beberapa tahun," kata Marco Materazzi kepada La Gazzetta dello Sport dilansir dari Football Italia, Sabtu (30/9).
Setelah Juventus dan Napoli, Materazzi yang telah pensiun sebagai pemain dan memilih menjadi pelatih menjagokan klub Ibu Kota AS Roma karena memiliki sosok pelatih cerdas dalam diri Eusebio Di Francesco.
"Saya mengagumi kecerdasan seseorang yang tetap setia pada gagasannya, tapi bisa berubah jika diperlukan. Misalnya, Stephan El Shaarawy hampir tidak bermain sama sekali di awal, namun menjadi pemain penentu dalam pertandingan terakhir," kata bekas bek Inter Milan itu.
Di sisi lain, mantan pesepakbola berjuluk "Matrix" itu meragukan kapasitas AC Milan untuk bersaing memperebutkan Scudetto.
"Mengingat geliat Milan di bursa transfer, mereka dipaksa naik ke puncak klasemen, tapi jika melihat situasi saat ini, saya pikir mereka seharusnya lebih khawatir. Jika saingan sebenarnya sudah unggul empat atau lima poin, maka akan sulit untuk bangkit," katanya.
"Pertandingan melawan Roma dan Inter akan memberi tahu kami siapa Rossoneri yang sesungguhnya. Saya punya kepercayaan pada Vincenzo Montella (pelatih AC Milan)," katanya.
Rekan Materazzi, Leonardo Bonucci, yang menjadi rekrutan mahal Milan dengan biaya 42 juta euro dari Juventus mendapatkan kecaman atas permaiannya yang tidak maksimal. Namun ia yakin, Bonucci akan menujukkan penampilannya terbaiknya dalam beberapa waktu ke depan.
"Memang benar Leo (Bonucci) berusia di atas 30 tahun, dengan biaya 42 juta euro dan gaji tinggi, tapi saya memenangkan Piala Dunia pada usia 34 tahun. Dia memiliki empat atau lima musim lagi untuk meraih level tertinggi," katanya.
Di sisi lain, Materazzi juga menyebut Inter Milan tetap memiliki peluang untuk bersaing apalagi dengan diperkuat penyerang tajam Mauro Icardi dan gaya bermain tim di lapangan yang tidak cepat menyerah.
"Saya tidak melihat ada striker di luar sana lebih baik dari pada Mauro Icardi saat berlari di belakang pemain bertahan," kata Materazzi.
"Inter beruntung, tapi juga punya daya juang, karena mencetak delapan dari 12 gol di 15 menit terakhir berarti mereka tidak pernah menyerah dan selalu bisa mengubah permainan. Musim lalu, mereka tidak memilikinya," katanya.
"Saya melihat Juventus dan Napoli masuk ke Liga Champions, lalu dua klub dari Inter, Roma, Milan dan Lazio," pungkas Materazzi.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017