Meski malas, Doni si Don Juan selalu menjadi tempat curhat yang lain mengenai masalah menggaet lawan jenis, dan tidak segan turun tangan langsung untuk memuluskan usaha sahabatnya mendapatkan pacar.
Melepas ke-jomblo-an tidak semudah saran-saran Doni, pun status berpasangan tidak seindah yang dibayangkan.
Doni, Agus, Bimo dan Olip sekali lagi harus menempuh ujian di tengah usaha melepas status jomblo dalam film baru versi para komika ini.
Sutradara Hanung Bramantyo sudah membuat film dari novel Adhitya Mulya itu pada 2006, dengan premis status lajang di masa kuliah sebagai hal yang memalukan.
Sementara film "Jomblo" yang sekarang mencakup mencari segala cara untuk mendapatkan pasangan, mulai dari berkenalan lewat media sosial sampai kopi darat di kampus sebelah.
Hanung, yang mengaku penggemar berat novel "Jomblo", rupanya ingin "menebus dosa" di film terdahulu yang menurutnya seperti mengamini nilai yang kurang baik, yang dibawa oleh karakter Agus dan Doni.
"Doni dan Agus akhirnya bahagia, tapi, Olip dan Bimo enggak mendapatkan apa-apa. Saya merasa dosa besar di 'Jomblo' pertama… Saya berusaha tebus di situ," kata Hanung saat jumpa pers, Sabtu dini hari.
Perbedaan zaman juga membuat alur cerita film "Jomblo" lebih kompleks dari versi terdahulu. Kala itu, media sosial belum lazim digunakan dan interaksi belum sebebas masa kini.
Hanung mengaku kesulitan mengadposi kelucuan berinteraksi di media sosial ke dalam film, meski pun sebetulnya kehadiran para komika saja sudah membuatnya lucu.
Agar Beda
Agar semangat film baru benar-benar berbeda dengan yang terdahulu, Hanung tidak menganjurkan para aktor dan aktris yang terlibat dalam film untuk menonton "Jomblo" versi 2006 atau berkonsultasi dengan para pemain terdahulu: Christian Sugiono, Ringgo Agus, Rizky Hanggono dan Dennis Adhiswara.
Ia pun urung menyelipkan kehadiran para aktor lama di film komedi ini sebagai senior. Christian dan kawan-kawannya pun punya kesibukan masing-masing.
"Khawatir, kalau ada yang lama, mereka akan terpengaruh," kata Hanung.
Deva Mahenra mengaku lebih banyak berdiskusi dengan Hanung dan penulis novel Adhitya Mulya untuk mendalami karakter Olip.
"Konsultasi ke Hanung dan Adhit, mereka mengatakan tidak perlu nonton film yang lama karena nanti kami akan punya gambaran," kata Deva.
Menurut Deva, baik film lama maupun baru masing-masing memiliki "kitab", apalagi kedua film dibuat dengan cara yang berbeda. Jika "Jomblo" 2006 diangkat dari novel, film yang baru dibukukan berdasarkan film.
"Jomblo itu isu yang ada di semua zaman, itu yang coba dihadirkan di 'kitab Jomblo'. Sekarang milenials, kami ingin menghadirkan sesuatu yang baru dan fresh," kata Deva.
Arie Kriting sependapat. Penggemar film "Jomblo" 2006 itu pun tidak berkonsultasi dengan aktor yang dulu memerankan Bimo, Dennis Adhiswara, karena ingin membuat karakter baru yang utuh.
"Yang 2006 sudah bagus, kita tidak bisa bikin yang lebih baik dari itu. Yang menonton pun jadi punya pilihan, mana yang lebih bagus," kata Arie.
Melalui "Jomblo" 2017, mereka ingin menggaet penonton generasi baru karena mereka yang pernah menonton versi 2006, mungkin sudah tidak tersambung dengan film karena masalah yang dialami pun bertumbuh.
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017