The Warehouse Hotel merupakan perpaduan budaya, sejarah dan talenta Singapura dengan desain dan kenyamanan yang tinggi, sebuah properti warisan independen yang kini dibuka di tepi Singapore River.


The Warehouse Hotel adalah hotel perdana dari perusahaan perhotelan Singapura The Lo & Behold Group dan merupakan bagian dari portofolio Design HotelsTM.


Properti ini dimiliki oleh I Hotels, didesain oleh badan lokal Asylum dan perusahaan lokal Zarch Collaboratives memimpin rehabilitasi arsitekturalnya.


Kepala desainer dan pendiri Asylum, Chris Lee, telah mengembangkan bangunan yang penuh gaya dan bernuansa misterius seperti bangunan aslinya yang berfungsi sebagai ‘godown/gudang’ selama puncak perdagangan rempah-rempah Singapura.


Dekorasi dan perabotannya merupakan perpaduan masa lampau dan era modern Singapura, menghadirkan suasana bernuansa industri namun tetap ramah. Chris berkata, “Fokus kami adalah melindungi warisan properti, sekaligus menciptakan perspektif yang baru untuk istilah ‘industri’. Lingkungannya hangat dan modern agar tidak terkesan hanya tenggelam dalam sejarahnya di masa lampau.”


Bar lobinya yang khas menyajikan program koktail kreasi sendiri dengan infusi alkohol dan esens buatan sendiri. Sebagai penghormatan pada tiga era masa lalu hotel yang berbeda, menu minumannya yang eklektik merupakan perjalanan melalui setiap inkarnasi.


Para tamu akan menikmati citarasa perdagangan rempah-rempah, merasakan berada di tengah-tengah penyulingan ilegal, dan akhirnya tenggelam di era 80-an yang memukau - saat bangunan ini menjadi diskotek paling terkenal di Singapura pada masa itu.


Seluruh portofolio kulinernya dirancang oleh yang sudah sangat diakui. Chef Willin Lowadalah Chef Mitra untuk restoran andalan hotel, Po.


Chef Low juga membuat menu untuk sarapan, bersantap di kamar dan bar lobi.


Sebagai pendiri Wild Rocket - salah satu dari 50 Restoran Terbaik di Asia - pelopor Mod-Sin ini telah membangkitkan kembali zcitarasa masa lalu yang begitu disukai dan menyajikan berbagai hidangan lokal favorit dengan interpretasi baru dengan hanya menggunakan bahan-bahan Asia terbaik eksklusif untuk hotel.


Hidangan khasnya termasuk Charcoal-grilled Iberico Satay, Spicy Tamarind Barramundi dan Carabinero Prawns & Konbu Mee. Po adalah penghormatan untuk popo - Bahasa Mandarin untuk nenek - serta kekayaan warisan kuliner Singapura.


The Warehouse Hotel memiliki 37 kamar yang elegan dengan enam kategori yang didesain dengan nuansa minimalis dan banyak kamarnya yang memiliki langit-langit yang sangat tinggi.


Dengan tiga atap pelananya yang khas, dan dinding batu asli, kamar-kamarnya didesain untuk menonjolkan tata letak bangunan yang sudah ada, membuat setiap kamarnya berbeda.


Bar lobi dan ruang penerimaan tamu sangat ideal untuk relaksasi dan menikmati suasananya yang semarak, sementara kolam renang tanpa batas di atap dengan pemandangan ke arah sungai menghadirkan suasana yang tenang di tengah suasana perkotaan.


The Warehouse Hotel berusaha untuk menceritakan kisah kreator dan perusahaan lokal baru Singapura melalui kemitraan yang penuh makna.


Sebagai contoh, cangkir kopi dan teh di kamar dipasok oleh Mud Rock, sebuah studio keramik lokal.


‘Minibars of Vice’ telah dipilih secara khusus untuk menampilkan produk-produk Asia Tenggara yang masuk dalam tiga kategori – ‘Gluttony’ termasuk keripik kentang kuning telur asin dan cokelat hitam Vietnam, ‘Lust’ untuk mereka yang nakal, dan ‘Vanity’ untuk produk kecantikan lokal.


Meja resepsionis hotel juga berfungsi sebagai instalasi ritel yang menampilkan ‘Objects of Vice’ yang dikurasi oleh kreator perabotan lokal Gabriel Tan bekerja sama dengan Edwin Low dari Supermama.


Barang-barang yang unik dan sulit ditemukan ini menyerupai aksesori yang pernah digunakan oleh bos-bos asli gudang (atau dailo) seperti, korek api, asbak dan botol. Sepeda, karya seni, buku panduan dan pilihan kopi dan teh juga dikumpulkan dari para kreator Singapura.


Terakhir, tim pramutamu akan berfokus pada berbagi rekomendasi pribadi yang unik dengan para tamu untuk kenangan yang tidak akan dapat Anda temukan di tempat lain.


“Hotel adalah perpanjangan alami kekuatan kami sebagai grup, baik dalam konsep, desain dan pengalaman tamu. Kami berupaya untuk menyediakan layanan yang spontan, intuitif dan informal – kami ingin membangkitkan kenangan dan pengalaman pribadi yang berakar dalam budaya kita,” kata Wee Teng Wen, Managing Partner, The Lo & Behold Group.


Bukan sekadar hotel, tetapi seluruh pengalaman, The Warehouse Hotel kini sudah dibuka.


The Warehouse Hotel dibangun pada tahun 1895 di sepanjang Singapore River sebagai bagian dari rute perdagangan Selat Malaka.


Pada waktu itu, daerah ini merupakan sarang komunitas rahasia, aktivitas bawah tanah, dan penyulingan minuman keras.


Hari ini, meski sebagian besar dari sejarah itu telah hilang, The Warehouse Hotel telah dipugar dengan cermat menjadi hotel independen dengan 37 kamar yang berfokus pada warisan dan budaya lokal.


Dibuka sejak bulan Januari 2017, hotel ini menyajikan keramahtamahan dengan kamar yang sarat sejarah, hidangan lokal klasik dan koktail kreasi sendiri di kawasan Roberson Quay yang semarak.


Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2017