Makassar (ANTARA News) - Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar Abd Rahman Bando menyatakan, konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas (BBM-BBG) mampu menekan biaya operasional para nelayan tangkap hingga 70 persen.
"Sangat besar pengaruhnya. Semoga dengan konversi ini, kesejahteraan nelayan kita mengalami peningkatan karena biaya operasionalnya sudah bisa ditekan," ujar Rahman Bando di Makassar, Jumat.
Ia mengatakan, konversi bahan bakar minyak ke bahan bakar gas itu punya banyak keunggulan, di mana faktor keamanan adalah yang utama serta efisiensinya.
Bukan cuma itu, Rahman mengaku jika nelayan yang sudah menggunakan bahan bakar gas itu pastinya tidak perlu lagi ke sentra pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk mengantri solar.
"Keunggulannya yang pertama dari segi keamanan yang terjamin, lebih praktis tidak perlu ke SPBU lagi dan tentu mampu menekan biaya operasional nelayan antara 60 hingga 70 persen," katanya.
Pada 2017 ini, pemerintah telah membagikan 16.981 unit paket perdana konverter kit yang terdiri dari mesin kapal, konverter pemasangannya, tabung khusus LPG beserta isinya.
Khusus untuk Makassar, para nelayan yang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sebanyak 1.375 nelayan.
Menurut Rahman, 1.375 konverter kit yang diserahkan kepada nelayan Makassar itu masih belum cukup untuk mengarahkan semua nelayan kecil agar beralih ke BBG.
Karena ia mengaku, jika jumlah nelayan Makassar yang tercatat berhak menerima konverter kit itu sebanyak 11.479 nelayan dan itu semuanya sudah diusulkan ke Kementerian ESDM pada 2016.
"Kami sudah mengajukan ke Kementerian ESDM tahun lalu atas instruksi wali kota dan tercatat ada 11.479 nelayan yang kami ajukan. Namun, berdasarkan verifikasi dan pagu anggaran kementerian, yang menerima hanya 1.375 konverter," ungkapnya.
Dengan demikian, lanjut Rahman, Kota Makassar menjadi kota dengan alokasi terbanyak ketiga di Indonesia. Mengingat potensi perikanan Kota Makassar yang mampu menghasilkan 12.371 ton per tahunnya.
(T.KR-MH/T013)
Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017