Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) hingga periode September 2017 sudah mencapai kisaran Rp385 triliun atau 82,93 persen dari target.
"Realisasi penerbitan SBN per 26 September 2017 telah mencapai 82,93 persen dari target penerimaan gross," kata Robert dalam acara peluncuran Obligasi Ritel ORI014 di Jakarta, Jumat.
Robert menambahkan, untuk memenuhi target penerbitan SBN hingga akhir tahun, pemerintah akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) sebanyak empat kali, lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) sebanyak empat kali, dan satu penerbitan Obligasi Ritel Negara (ORI).
"Sisa akan dipenuhi melalui lelang dalam mata uang rupiah plus satu ORI. Lelang SUN masih ada empat kali dan lelang SBSN masih ada empat kali," ujarnya.
Robert memastikan rencana penerbitan SBN di sisa tahun ini akan memadai untuk memenuhi target pembiayaan dan menutup defisit anggaran yang ditetapkan dalam APBN.
Untuk itu, Robert optimistis sisa pembiayaan dari penerbitan SBN gross sebesar Rp120 triliun bisa dipenuhi dari rencana penerbitan SUN dan SBSN tersebut.
"Sumber pemerintah dan basis investor kami masih banyak, masih ada sisa delapan lelang SBN konvensional dan syariah, jadi dengan mudah bisa di-switch. Kami pikir masih cukup," tutur Robert.
Terkait dengan target penerbitan ORI014 yang hanya sebesar Rp13,4 triliun dengan tingkat kupon 5,85 persen, Robert mengharapkan penerbitan obligasi ritel tersebut bisa membantu pemenuhan target pembiayaan.
"Kami harap kalau dapat Rp13,4 triliun sudah bagus, kalau bisa upsize lebih bagus. Pemerintah juga ingin memberikan individu untuk investasi, jadi 5,85 persen masih cukup menarik di lingkungan dengan suku bunga ini," ujarnya.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017