"Kami terus memantau tiga proyek di Indonesia, satu di antaranya di Jakarta," kata Vice President CRRC ZELC Luo Chongfu saat berbincang dengan wartawan dari negara-negara ASEAN di Zhuzhou, Kamis.
Perkembangan ketiga proyek yang dilaksanakan dengan skema kerja sama pemerintah-swasta (PPP) itu disebut Chongfu tidak cukup menggembirakan karena kendala dari sisi pemerintah.
Pemerintah Indonesia, menurut dia, memiliki perencanaan yang cenderung lama berkisar 3 hingga 4 tahun dan ketidakpastian dari segi pendanaan.
"Untuk proyek transportasi di seluruh dunia, pendanaan akan menjadi tanggung jawab pemerintah, tidak menggunakan skema PPP," tutur Chongfu.
(ANTARA/Yashinta Difa)
Memiliki kluster pengembangan peralatan transportasi perkeretaapian terbesar di Cina yang berbasis di Zhuzhou, Provinsi Hunan, CRRC ZELC telah membangun anak perusahaan dan pusat manufaktur di berbagai negara, seperti Austria, Malaysia, Turki, Afrika Selatan, dan India.
Pada tahun 2016, nilai pesanan dari luar negeri untuk produk-produk lokomotif, seperti kereta angkutan massal (MRT), kereta diesel (DMU), dan kereta listrik (EMU) mencapai 15 miliar yuan atau sekitar Rp30,39 triliun.
Memiliki kluster pengembangan peralatan transportasi perkeretaapian terbesar di Cina yang berbasis di Zhuzhou, Provinsi Hunan, CRRC ZELC telah membangun anak perusahaan dan pusat manufaktur di berbagai negara, seperti Austria, Malaysia, Turki, Afrika Selatan, dan India.
Pada tahun 2016, nilai pesanan dari luar negeri untuk produk-produk lokomotif, seperti kereta angkutan massal (MRT), kereta diesel (DMU), dan kereta listrik (EMU) mencapai 15 miliar yuan atau sekitar Rp30,39 triliun.
(ANTARA/Yashinta Difa)
Meskipun menolak memberikan keterangan lebih detail mengenai perkembangan bisnisnya di Indonesia, Chongfu yakin perusahaan yang dipimpinnya memiliki pengaruh yang makin kuat dan mampu melaksanakan berbagai proyek di luar negeri.
"Terlebih kami melihat bahwa Indonesia yang sedang memasuki era baru dalam perkembangan infrastrukturnya adalah pasar yang sangat potensial karena jumlah penduduknya yang besar," katanya.
(T.Y013/D007)
Meskipun menolak memberikan keterangan lebih detail mengenai perkembangan bisnisnya di Indonesia, Chongfu yakin perusahaan yang dipimpinnya memiliki pengaruh yang makin kuat dan mampu melaksanakan berbagai proyek di luar negeri.
"Terlebih kami melihat bahwa Indonesia yang sedang memasuki era baru dalam perkembangan infrastrukturnya adalah pasar yang sangat potensial karena jumlah penduduknya yang besar," katanya.
(T.Y013/D007)
Pewarta: Yashinta Difa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017