Ungaran (ANTARA) - Dua balita asal Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jateng, diketahui meninggal dunia setelah mendapatkan imunisasi dan minum obat dari Puskesmas Pembantu Desa tersebut. Kedua balita tersebut, Elva Yunita (tiga bulan) dan Zahrodin (sembilan bulan), mereka gejalanya hampir sama setelah diberi imunisasi kemudian badannya panas dan diberi minum obat dari bidan puskesmas justru badanya menjadi lemas kemudian dilarikan ke RS Ambarawa. Ahmad Zaini, paman Elva warga Dusun Kalibendo, Desa Candi Kecamatan Bandungan, ketika ditemui di Desa Candi, Kamis, mengatakan, Elva Yunita anak pasangan Suyamto (40) dan Jamiah (38) meninggal di RS Kariadi, Senin (4/6) setelah menjalani perawatan tujuh hari dan rujukan dari RS Ambarawa. Ahmad menjelaskan, Elva Yunita diimunisasi Depteri Pestulis Titanus (DPT) di Puskesmas Pembantu Di Desa Candi, Jumat (25/5), kemudian dampaknya badannya panas dan setelah diberi minum obat dari bidan justru kondisinya melemah. Elva, lanjut Ahmad, kemudian dibawa ke RS Ambarawa dan sempat menginap hingga tiga hari. Elva dirujuk ke RS Kariadi sempat opname hingga sepekan hingga jiwanya tidak tertolong Senin pagi (4/6). Ibunya Elva hingga sekarang masih stres tidak mau bicara atas kejadian itu," katanya. Pihak Dinas Kesehatan kemudian menemui keluarga Suyamto untuk mengurus surat keluarga miskin (gaskin) agar dibebaskan dari biaya selama perawatan di RS, kata Ahmad. "Kami sebetulnya tidak setuju kalau keluarga adiknya tersebut dianggap keluarga miskin," kata Ahmad. Sementara korban lain, Zahrodin anak pasangan Ahmad Said (38) dan Jumirah (33) warga Dusun Ngipik, Desa Candi, kejadiannya hampir sama denga Elva Yunita. Namun, Zahrodin hanya sempat kejang-kejang setelah imunisasi campak dan diberi minum obat dari bidan puskesmas yang sama. Jumirah, orang tua Zahrodin, mengatakan, anaknya setelah diberi imunisasi campak kemudian badannya lemah, panas, dan keluar keringat dingin. "Karena badannya panas terus saya beri minum obat pemberian bidan puskesmas, tetapi kondisinya semakin lemah," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007