Jakarta (ANTARA News) - Kamis siang, 7 Juni 2007, suasana di Restoran Bebek Bali Jakarta berbeda dengan hari-hari biasa. Hari itu merupakan hari ulang tahun ke-44 Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) Adhyaksa Dault. Suasana di lantai dua restoran yang berlokasi di Taman Ria Senayan itu terasa semakin istimewa karena Adhyaksa memberikan penghargaan rumah kepada 44 atlet dan mantan atlet berprestasi. "Pemberian rumah ini merupakan bentuk dari perhatian pemerintah kepada atlet yang telah ikut mengharumkan bangsa di event internasional. Hanya ada dua kesempatan bendera Merah Putih berkibar di negeri orang, yaitu saat kunjungan kepala negara dan ketika atlet naik podium saat meraih medali," kata Adhyaksa yang lahir di 7 Juni di Donggala, Sulawesi Selatan. Di hadapan puluhan mantan atlet penerima hadiah itu, Adhyaksa menegaskan bahwa jumlah 44 rumah tersebut adalah tahap pertama dari 100 rumah yang akan dibagikan tahun ini. "Prestasi harus berbanding lurus dengan kesejahteraan. Oleh karena itu pemerintah sangat peduli dengan kesejahteraan atlet telah menunjukkan prestasi mereka," katanya. Suasana menjadi hening ketika Adhyaksa berdialog dengan Sukarna, salah satu dari penerima rumah asal Ciamis, Jawa Barat. Kepada para hadirin, termasuk Ketua Umum KONI Pusat Rita Subowo, Adhyaksa saat berdialog menjelaskan bahwa Sukarna adalah atlet lempar lembing penyumbang medali perunggu pertama bagi Indonesia di Asian Games 1958 di Tokyo. Namun yang membuat hadirin terperangah bukanlah prestasinya, tapi kenyataan bahwa Sukarna yang saat ini berusia 68 tahun dulunya adalah atlet putri dengan nama Karnah. "Ini adalah sebuah keajaiban dan kehendak Yang Maha Kuasa karena Pak Sukarna secara perlahan mulai usia 40 tahun secara perlahan fisiknya berubah menjadi seorang laki-laki," kata Adhyaksa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007