Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar di Jakarta, Kamis sore turun tajam mendekati level Rp8.900 per dolar AS menjadi Rp8.885/8.890 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp8.856/8.905 atau melemah 29 poin. Pengamat pasar uang Farial Anwar di Jakarta mengatakan, rupiah masih terkoreksi hanya 29 poin dibanding penutupan pagi sebesar 59 poin yang menunjukkan tekanan terhadap mata uang lokal itu mulai berkurang. Situasi ini memberikan harapan bahwa rupiah masih ada ruang untuk menguat, apalagi hot money asing yang ditempat di pasar saham masih berjalan, sehingga indeks Bursa Efek Jakarta (BEJ) merangkak naik hingga di level 2.102 poin, katanya. Menurut dia, berkurangnya tekanan pasar itu, kemungkinan arus modal asing yang masuk ke pasar saham kembali memberikan angin segar terhadap pasar uang khususnya rupiah. Selain itu juga dolar AS terhadap yen dan euro cenderung turun, setelah bank sentral Eropa (ECB) menaikkan suku bunganya menjadi empat persen, katanya. Dolar terhadap yen turun 0,20 persen menjadi 120,85, euro diperdagangkan pada 1,3495 turun dari sebelumnya 1,3504, dan euro terhadap yen jadi 163,20 atau turun 15 persen dari 164,62 Namun, lanjutnya pergerakan rupiah diharapkan pada hari berikutnya akan membaik, karena kalau rupiah melampaui level Rp9.000 per dolar AS, maka mata uang lokal itu akan terus terpuruk. Faktor positif maupun negatif juga berperan terhadap pergerakan rupiah tanpa melupakan unsur suplai dan demand yang muncul di pasar, katanya. Ia mengatakan, rupiah biasanya mengikuti pergerakan yen yang menguat, namun tertahan oleh melemahnya pasar saham regional, akibat merosot bursa Wall Street, setelah Bank Sentral AS (The Fed) menyatakan khawatir atas inflasi yang cenderung meningkat. Rupiah, menurut dia akan kembali membaik, apabila Bank Sentral AS menurunkan suku bunganya yang saat ini mencapai 5,25 persen, namun rencana penurunan itu masih lama yang akan dilakukan pada akhir tahun ini.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007