"Kami menggandeng Bapak Made Taro, tokoh pelestari permainan tradisional Bali untuk melatih para relawan yang akan terjun ke posko pengungsian," kata Dewa Beratha, di Denpasar, Rabu.
Dalam proses pelatihan kepada relawan yang dimulai sejak Selasa (26/9), diikuti oleh 54 relawan yang diantaranya juga merupakan para penyuluh bahasa Bali.
Menurut dia, tidak menutup kemungkinan jumlah relawan yang turut serta akan bertambah, karena Rabu ini kembali Made Taro akan membagi keterampilan dan pengetahuan tentang permainan tradisional Bali itu.
"Nanti akan kami lihat lagi, apakah mereka sudah siap untuk diterjunkan ke posko pengungsian. Jika sudah siap, para relawan bisa langsung menghibur anak-anak mulai besok (28/9)," ucapnya.
Dewa Beratha sangat mengapresiasi antusiasme dari para relawan yang turut serta dalam pelatihan, yang nantinya akan menghibur pengungsi, khususnya bagi pengungsi anak-anak agar tidak jenuh.
Selain itu, lanjut dia, Made Taro kemungkinan juga sesekali akan turut ke posko pengungsian untuk memandu anak-anak sejumlah permainan tradisional Bali dan juga mendongeng.
Di sisi lain, Dinas Kebudayaan Provinsi Bali mulai Senin (25/9) juga telah membuka pendaftaran bagi para seniman dari berbagai sekaa atau sanggar kesenian, penyanyi pop Bali, dan sebagainya untuk memberikan hiburan bagi para pengungsi Gunung Agung.
Pendaftaran bisa melalui Bidang Kesenian Dinas Kebudayaan Provinsi Bali dan juga dapat ke masing-masing Dinas Kebudayaan kabupaten/kota se-Bali.
"Sifatnya ini benar-benar ngayah, jadi kami mengimbau bagi seniman yang berkenan untuk memberikan hiburan agar mendaftar supaya terkoordinasi, kemudian akan kami buatkan jadwal di mana tempatnya dan kapan waktunya," ujar Dewa Beratha.
Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mencatat hingga Rabu (27/9) pukul 06.00 WITA, jumlah pengungsi sudah mencapai 82.825 jiwa yang tersebar di 437 titik di sembilan kabupaten/kota di Bali.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017