"Untuk pertama kami turun ke posko pengungsian di wilayah Desa Les, Kecamatan Tejakula. Nanti pula akan bergerak ke lokasi lain," kata petugas Perpusda, Kadek Duwika, Rabu.
Menurut dia, suasana di pengungsian bisa semakin berwarna dengan keberadaan perpustakaan keliling yang menyediakan ribuan jenis buku kepada anak-anak dan pengungsi lainnya. Selain membaca anak-anak juga dapat menghilangkan kejenuhan yang selama ini dirasakan.
Beberapa jenis buku yang dibawa seperti buku pengetahuan umum, buku pelajaran, cerita, komik, buku bergambar dan berbagai jenis buku lainnya.
"Anak-anak sangat antusias. Mereka memang sudah merasakan kejenuhan karena hampir satu minggu berada di lokasi pengungsian di daerah itu," kata Duwika.
Ke depan, kata dia, Perpusda akan rutin turun ke posko pengungsian. Semua pihak tidak dapat memprediksi sampai kapan para pengungsi berada di posko. Sampai kapan mereka harus jauh dari rumah dan fasilitas yang didapatkan di wilayah masing-masing.
Dengan adanya perpustakaan keliling, diharapkan pula dapat meminimalisir dampak psikologis anak-anak. Keadaan di pengungsian tentu jauh dari apa yang mereka alami selama ini.
"Paling sederhana memang agar mereka tidak jenuh di pengungsian. Tetapi lebih daripada itu bagaimana dampak psikologisnya dapat diminimalisir, apalagi masih anak-anak," tuturnya.
( Baca : Permainan tradisional bakal hibur pengungsi Gunung Agung )
( Baca : Relawan berikan terapi kepada pengungsi Gunung Agung )
Pewarta: IMB Andi Purnomo
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017