Padang (ANTARA News) - Wakil Presiden (Wapres) RI, H Jusuf Kalla dijadwalkan meletakkan batu pertama proyek pembangunan kembali Istana Bassa Pagaruyung di Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumbar, dalam rangkaian kunjungan kerja di provinsi ini 7 hingga 8 Juli 2007. "Dengan peletakan batu pertama ini menandai dimulainya pembangunan kembali Istana Bassa Pagaruyung dengan total anggaran mencapai Rp80 miliar," kata Gubernur Sumbar, Gamawan Fauzi kepada ANTARA di Padang, Kamis. Anggaran itu terdiri dari pembangunan fisik istana Rp20 miliar dan seluruh sarana prasarana di komplek istana sebesar Rp60 miliar. Istana Bassa Pagaruyung terbakar, Senin (27/2) sekitar pukul 19.10 WIB dan api diduga berasal dari sambaran petir. Akibat kejadian itu, seluruh bangunan istana dan satu rangkiang (lumbung padi, red) ludes terbakar, termasuk sejumlah dokumen dan benda-benda peninggalan sejarah. Kerugian materil diperkirakan Rp15 miliar. Saat itu, menurut Bupati Tanah Datar, Shadiq Pasadigoe, petir terjadi bersamaan turunnya hujan lebat di kawasan istana yang dibangun tahun 1976. "Warga begitu kaget dengan adanya petir yang juga merusak alat elektronik seperti TV di sekitar lokasi istana," katanya. Terkait, penangkal petir pada istana, Shadiq menyebutkan, saat dirinya dilantik menjadi bupati (tahun 2006, red), ia memeriksa instalasi dan rangkaian jaringan listriknya. "Saya datang ke istana dan periksa instalasi listrik serta penangkal petirnya. Waktu itu sistim penangkal petirnya berupa radioaktif, lalu saya minta ditukar dengan yang standar," ujarnya. Ia memperkirakan kapasitas daya tahan penangkal petir, tidak sebanding dengan petir yang datang. "Itu barangkali, namun secara teknis sulit saya menjawabnya, tapi yang pasti ini adalah musibah," tambahnya. Tentang instalasi listrik di Istana Pagaruyung, ia menyebutkan, sudah diperiksa dan masih layak. Tahun 2007 sudah dianggarkan dana untuk perbaikannya, kata Shadiq. Dalam kebakaran itu sedikitnya 79 benca pusaka bersejarah koleksi Istana Bassa Pagaruyung, berhasil diselamatkan dari amukan api. Benda-benda bersejarah dan bernilai tinggi itu lalu diamankan di Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Departemen Kebudayaan dan Pariwisata di Batusangkar. Benda-benda pusaka yang berhasil diselamtakan meliputi canang (6 buah), gong (1), talempong (2), pot bunga tembaga (1), tempat sirih (2 set), ceret tembaga (2), wadah tertutup (tempat buang air ludah) ukuran besar (1) dan ukuran kecil (1), guci (9), piring (3), mangkok tertutup (2), mangkok terbuka besar (1) dan mangkok terbuka kecil (1). Kemudian, teko (1), penutup mangkok (1), botol minuman keras (1), guci kuning besar (1), gong besar (1), gong kecil tali hitam (2), meriam tanpa moncong (1), guci tembaga (1), tempayan (4), tempayan pecahan dua keping (1), dulang kayu (1), carano perak (1) dan belango tembaga (2). Selanjutnya, guci pecahan delapan keping (1), lukisan Tuangku Yang Dipertuan Alam Bagagarsyah Johan Berdaulat (1), keris dan wadahnya (7), keris berbentuk tombak panjang (1), tombak bahan tanduk (1) dan tongkat kayu (1). Selain itu, juga diselamtkan keris tanpa wadah (2), tempat kapur sirih (soda) bahan kuningan (1), kota kayu berukir bunga-bungaan tanpa isi (1), keris panjang tanpa wadah (1), keris dengan wadah (1), keris tanpa wadah dan tangkai (1), cepu dengan anak gantungan (1) dan cap berbentuk bulat tanpa tangkai (1).(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007