Jakarta (ANTARA News) - Komisi VII DPR RI akan menolak subsidi listrik yang diajukan pemerintah yang didalamnya menyertakan besaran marjin (keuntungan) sebagai komponennya. Ketua Komisi VII DPR Agusman Effendi di Jakarta, Kamis, mengatakan, struktur tarif listrik yang diterapkan PT PLN (Persero) mencapai 32 macam mulai dari masyarakat yang memang berhak mendapatkan subsidi hingga kalangan industri yang tidak layak. "Bagaimana mungkin dengan struktur tarif seperti itu, ada marjin dalam subsidi. Selama ini, juga tidak ada marjin dalam komponen subsidi," katanya. Agusman menyarankan, usulan marjin tersebut dimasukkan dalam bentuk lain seperti penyertaan modal pemerintah (PMP). Menurut dia, subsidi listrik PLN berbeda dengan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diberikan ke PT Pertamina (Persero). Sebab, sasaran penerima subsidi BBM lebih jelas. Dalam pendistribusian BBM bersubsidi, Pertamina mendapatkan marjin yang ditambah biaya distribusi masuk ke dalam komponen alpha. Pada tahun 2007, Pertamina mendapatkan besaran alpha sebesar 14,1 persen. Sebelumnya, pemerintah mengajukan empat skenario kebutuhan subsidi listrik tahun 2007 ke DPR. Keempat skenario itu berdasarkan marjin yang berbeda-beda dan harga jual listrik rata-rata yang tetap sebesar Rp621,53 per kWh. Skenario pertama adalah kebutuhan subsidi sebesar Rp30,8 triliun dengan marjin nol persen, kedua Rp33,42 triliun dengan marjin 2,5 persen, ketiga RP36,03 triliun dengan marjin lima persen, dan keempat Rp38,64 triliun dengan marjin 7,5 persen. Asumsi yang dipakai dalam skenario itu adalah nilai tukar Rp9.100 per dolar AS, inflasi 6,7 persen, susut jaringan 11,4 persen, pertumbuhan penjualan listrik 6,66 persen, dan penjualan tenaga listrik 118,8 TWh. Selain itu, asumsi lainnya adalah konsumsi BBM 8,864 juta kiloliter, gas 186.984 MMBTU, batubara 21,844 juta ton, harga minyak mentah 60 dolar per barel dan biaya pokok penjualan Rp883,75 per kWh. Sedangkan, asumsi yang dipakai dalam menghitung subsidi listrik APBN 2007 sebesar Rp25,8 triliun adalah nilai tukar Rp9.300 per dolar AS, inflasi 6,5 persen, pertumbuhan penjualan listrik 0,51 persen, dan susut jaringan 10,17 persen. Selain itu, asumsi lainnya adalah volume BBM 6,357 juta kiloliter, gas 289.168 MMBTU, batubara 22,176 juta ton, harga minyak mentah 63 dolar per barel, penjualan tenaga listrik 111,94 TWh, dan biaya pokok penjualan (BPP) Rp818,72 per kWh. Sebelumnya, PLN juga telah meminta tambahan subsidi listrik tahun 2007 menjadi Rp33 triliun dengan target laba Rp3 triliun.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007