Solo (ANTARA News) - Rencana pernikahan putri Presiden Joko Widodo, Kahiyang Ayu dengan Bobby Nasution yang akan berlangsung di Graha Saba Buana Solo pada 8 November 2017 akan mengusung konsep tradisional Jawa baik dari dekorasi gedung hingga prosesi acaranya.
"Dekorasi gedung dan acara pernikahan Kahiyang-Bobby konsepnya semua tradisional Jawa," kata Gibran Rakabuming Raka kakak kandung Kahiyang selaku juru bicara keluarga, di Solo, Selasa.
Menurut Gibran acara pernikahan di awali dengan "Adang Pisan" atau menanak nasi yang dilakukan oleh orang tua Kahiyang, Joko Widodo dan Iriana. Joko Widodo akan menyalakan api dan Iriana yang menanak nasi, prosesi itu bermakna keduanya akan memikul beban bersama-sama agar kegiatan berjalan lancar.
Setelah itu, kata Gibran, prosesi dilanjutkan dengan acara Siraman atau mandi dengan air yang diambil dari tujuh sumber mata air. Tujuh atau bahasa jawanya (pitu), artinya "pitulungan" agar mendapatkan pertolongan.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan mengendong Kahiyang, atau dalam Bahasa Jawa disebut "Bopongan" yang dilakukan oleh Joko widodo. Prosesi itu memiliki arti bahwa sebagai orang tua terakhir kali mereka memikul beban anaknya yang akan dinikahkan.
"Acara penikahan Kahiyang-Bobby hampir sama seperti saya dahulu. Hanya saja, saya tidak ada acara jualan dawet setelah acara siraman," kata Gibran.
Menyinggung soal dekorasi gedung, Gibran mengatakan akan dimulai pada Minggu (5/11) malam, karena Sabtu dan Minggunya masih digunakan oleh orang lain. Dekorasi akan dilakukan selama dua hari, Senin (6/11) dan Selasa (7/11).
"Dekorasi gedung dengan waktu selama dua hari saya kira cukup baik di dalam maupun bagian luar. Semuanya nuangsa tradisi Jawa," katanya.
Selain itu, kata Gibran, untuk menyambut para tamu undangan pada acara pernikahan tersebut juga ada alat musik Jawa (gamelan) baik di dalam gedung maupun di luar, serta tarian Jawa yang akan dimainkan seniman dari Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017