Jakarta (ANTARA News) - Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian melalui tim gabungan dari berbagai pihak menyiapkan tempat dan kadang penampungan ternak di daerah yang terdampak erupsi Gunung Agung di Karangasem, Bali.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Syamsul Maarif mengatakan bahwa tim telah melakukan identifikasi lokasi dan lahan yang akan dipakai sebagai tempat penampungan ternak, serta mengidentifikasi ketersediaan air dan pakan.
Tempat penampungan yang sudah disiapkan untuk kapasitas 5.000 ekor tersebar di tujuh lokasi di Kabupaten Klungkung dan Karangasem, kata Syamsul melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Syamsul menyebutkan jumlah ternak dari empat kecamatan terdampak (zona merah) sekitar 17.000 ekor, sebagian ternak sudah dievakuasi secara mandiri ke tempat-tempat kerabat terdekat di daerah aman, sebagian lagi sudah ada yang dijual sehingga diperlukan tempat penampungan untuk sekitar 10.000 ekor.
Saat ini, banyak juga lokasi yang ditawarkan masyarakat dan sedang diidentifikasi kelayakannya oleh Tim dari Ditjen PKH dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali serta Dinas Pertanian Kabupaten Karangasem.
Dalam penyelamatan ternak dari erupsi Gunung Agung tersebut, turut andil juga beberapa sukarelawan, salah satunya peternak bernama Dewa Gde Kamar yang menyediakan lahannya seluas 1,2 hektare untuk tempat penampungan ternak sementara.
Kapasitas tampung pada lahan tersebut, yakni 600 ekor dan tersedia cukup air dan pakan hijau karena berada dekat dengan area persawahan.
Ditjen PKH juga memfasilitasi pembuatan kandang penampungan dan terpal sebagai atap kandang.
Selain itu, memberikan bantuan berupa pakan konsentrat sebanyak 5 ton, pakan hijau, obat-obatan, necktag (kalung untuk penandaan ternak), dan air minum bagi ternak warga yang diselamatkan, serta bantuan masker untuk petugas lapangan dan para peternak.
Ditjen PKH juga menyediakan mobil truk untuk mengangkut ternak ke tempat penampungan yang telah dibuat pada area yang lebih aman. Hal ini membantu peternak agar ternak memiliki posisi tawar (bargaining position) yang baik sehingga tidak dijual dengan harga yang tidak wajar kepada tengkulak.
Pewarta: Mentari Dwi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017