Sutradara Mouly Surya menjelaskan bahwa julukan itu diberikan karena “Marlina†juga mengusung genre western, seperti film koboi yang identik dengan adegan berkuda dengan latar belakang daratan tandus.
Film yang cerita awalnya dicetuskan oleh Garin Nugroho lalu diracik lagi oleh Mouly mengambil latar belakang pulau Sumba yang kering dan tandus.
Film western biasanya dibuat oleh Amerika. Ketika ada film koboi dari Italia, film itu disebut bergenre Spaghetti Western, menambahkan embel-embel nama makanan yang terkenal negara tersebut.
“Marlina ini... juga membuat sebuah film western. Tapi dari Indonesia,†kata Mouly dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Si penulis artikel tersebut, kata dia, menambahkan “satay†alias sate untuk menunjukkan bahwa film tersebut berasal dari Indonesia.
"Marlina" bercerita tentang seorang janda asal Sumba (Marsha Timothy) yang memenggal kepala pria (Egi Fredly) dan membawa kepalanya ke mana pun setelah lelaki itu dan teman-temannya merampok dan melecehkan dirinya.
Film ini sudah tayang di berbagai festival internasional, salah satunya di program Contemporary World Cinema di Festival Film Internasional Toronto 2017.
"Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" sudah mendapatkan distributor untuk kawasan Amerika Utara, yaitu Nothern Banner, distributor film yang berpusat di Toronto, Kimstim dan Icarus untuk Amerika Serikat.
Film itu akan tayang di bioskop-bioskop kedua negara tersebut pada awal 2018 setelah sebelumnya diedarkan lewat festival.
Sampai saat ini, "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" telah mendapatkan jalur distribusi sebanyak 18 negara.
Film itu rencananya ditayangkan di Indonesia pada 16 November 2017.
(Baca juga: "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak" ditayangkan di Amerika Utara tahun depan)
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017