Klungkung, Bali (ANTARA News) - Sebanyak 1.915 orang anak yang mengungsi akibat meningkatnya aktivitas Gunung Agung sudah bisa kembali bersekolah di Kabupaten Klungkung, yang jauh dari kawasan rawan bencana (KRB).
"Total anak-anak sekolah yang bersekolah ini terbagi atas siswa Taman Kanak-Kanan, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/SMK," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung, Bali, Dewa Gede Darmawan saat ditemui di Posko Pengungsi GOR Sweca Pura, Senin.
Dari total anak ini berdasarkan hasil pemantauan 114 titik posko pengungsian di Klungkung, dimana terbagi atas siswa Taman Kanak-Kanak sebanyak 101 orang, SD (901 orang), SMP (443 orang), SMA (431 orang), SMK (37 orang) dan kejar paket C dua orang. Untuk lokasi sekolah dasar ini tersebar 23 sekolah yang ada di Kecamatan Klungkung dari 30 SD yang ada.
Kemudian, 24 sekolah dasar di Kecamatan Banjarangkan dari 27 SD yang ada dan 16 SD di Kecamatan Dawan dari 23 SD yang ada. Sedangkan, untuk anak-anak yang mengenyam pendidikan SMP tersebar sebanyak 13 sekolah dari 14 sekolah yang ada di daerah itu.
"Untuk jumlah sebaran sekola SMA/SMK sebanyak 11 sekolah yang menerima siswa pengungsi Gunung Agung," ujarnya. Pihaknyan mengaku, kendala awal yang dihadapi dalam upaya ini adalah jarak tempuh siswa SMA/SMK dari poskos pengungsian relatif jauh.
"Namun, kami tidak patah arang dan menemukan solusi dengan sistem sister brother atau siswa yang ada disekolah rujukan membantu anak pengungsi yang ada diposko ini untuk mencari teman dari pengungsi untuk berangkat ke sekolah naik motor bersama secara sukarela, sehingga masalah ini telah teratasi," ujarnya.
Untuk seragam sekolah siswa pengungsi SMP, SMA/SMK, diakuinya, sudah tidak ada masalah karena mereka sudah mempersiapkan jauh-jauh hari agar tetap bisa bersekolah. Namun, masalah pakaian sekolah anak-anak SD yang banyak perlu dipersiapkan karena sebagian besar anak-anak ini tidak membawa pakaian sekolah.
"Untuk pakaian sekolah anak SD ini sudah ada yang membantu dan kami tinggal menyalurkan bantuan ini dan hari ini sudah didata berapa siswa SD yang mengungsi dari Karangasem tidak membawa pakaian sekolah dan alat-alat pelajaran," tuturnya.
Hal ini sesuai misi Dinas Pendidikan Kabupaten Klungkung yang ingin melakukan "yadnya widya" atau berkorban secara sukarela dibidang pendidikan sesuai amal perbuatan.
"Tidak hanya berhenti di sini, kami juga mengerahkan 126 guru dan kepala sekolah untuk menjadi relawan dalam memantau titik posko-posko pengungsian untuk terus memverifikasi data siswa yang ingin bersekolah," ucapnya.
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta mengatakan sudah memetakan anak-anak yang mengungsi ini untuk bersekolah sesuai sekolah terdekat dengan posko pengungsian. "Upaya ini kami lakukan agar anak-anak pengungsi Gunung Agung tidak putus sekolah karena malu dengan kondisinya saat ini," ujarnya.
Untuk para pengungsi yang bersekolah menengah atas, kata Suwirta, pihanya juga sudah memetakan sekolah yang dijadikan rujukan dan menerapkan pola "sister brother" atau satu siswa yang ada disekolah rujukan membantu anak pengungsi untuk diantar jemput sekolah atau menjadi sukarela.
Hal ini juga akan diterapkan Pemkab Klungkung, agar SMA/SMK yang jadi rujukan agar siswa mau menjadi sukarelawan mengantar jemput anak-anak sekolah pengungsi yang bersekolah di tempat itu.
Pihaknya mengakui dalam kurikulum SMA/SMK yang diteramkan di Desa Selat Karangasem dan kurikulum pendidikan SMA/SMK yang ada di Kabupaten Klungkung.
"Namun, kami sudah meminta kepada guru agar tetap memberikan pendampingan kepada siswa agar mereka tetap bisa belajar dan bersekolah," tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga menerima usulan untuk penerimaan anak-anak pengungsi tingkat SMP agar dapat bersekolah gratis di SMP swasta di daerah itu.
"Karena sekolah SMP swasta di Klungkung paling banyak di Desa Takmung dan dekat dengan pengungsian dan Apabila mereka bersekola di SMP negeri yang ada di Desa Tiingan, maka sangat jauh menuju sekolah tersebut," imbuhnya.
Kemudian, untuk kegiatan belajar dan mengajar bagi siswa TK dan SD sudah mulai dilakukan pada hari ini yang sudah ribuan anak-anak mau bersekolah.
Untuk bantuan seragam sekolah dan alat-alat tulis para anak-anak pengungsi Gunung Agung ini sudah disiapkan dan dalam segera diberikan sesuai distribusi posko-posko pengungsi yang ada di Kabupaten Klungkung.
"Kami sudah bentuk tim relawan yang akan membantu penyaluran logistik pakaian seragam sekolah anak ini agar semua anak-anak pengungsi Gunung Agung mendapat bantuan merata. Jangan sampai ada satu orang yang tidak mendapatkan bantuan ini," katanya.
Pewarta: I Made Surya dan Ni Luh Rhismawati
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017