Jakarta (ANTARA News) - Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana PT Emdeki Utama Tbk sebagai emiten ke-22 atau ke-556 yang tercatat di pasar modal domestik.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Alpino Kianjaya di Jakarta, Senin mengatakan bahwa setelah sahamnya resmi tercatat di BEI maka perseroan dituntut untuk meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
"Dengan menjadi perusahaan terbuka, perusahaan dituntut lebih profesional," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, perseroan juga dituntut untuk memberikan keterbukaan informasi dalam setiap aksi korporasinya, baik ke regulator maupun publik.
Ia menambahkan bahwa penggalangan dana melalui pelaksanaan penawaran umum perdana saham (IPO), diharapkan dapat mendorong kinerja perseroan lebih baik sehingga sahamnya diminati investor.
Sementara itu, Direktur Utama Emdeki Utama Hiskak Secakusuma mengatakan bahwa dengan pencatatan saham ini diharapkan dapat memotivasi untuk meningkatkan kinerja secara optimal.
"Dengan pencatatan ini akan memberikan competitive advantage untuk perusahaan secara maksimal, sehingga saham kami menjadi pilihan investor," katanya.
Dalam aksi korporasi ini perseroan melepas sebanyak 307.250.000 lembar saham atau setara 17 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh dalam IPO dengan harga yang ditawarkan Rp600 per saham. Dengan demikian, perseroan meraih dana sebesar Rp184 miliar.
PT Emdeki Utama Tbk mmerupakan produsen kalsium karbida. Rencananya sebanyak 73,91 persen dari dana IPO itu akan digunakan untuk belanja modal, seperti membiayai pembangunan pabrik high grade silica alloy, dan membangun pabrik carbide desulphuriser.
Kemudian, sebesar 13,41 persen digunakan untuk modal kerja kedua pabrik itu, dan sisanya sebanyak 12,68 persen digunakan untuk modal kerja produksi kalsium karbida.
Pada pencatatan perdananya, saham perseroan dengan kode MDKI dibuka menurun Rp10 dari harga perdana Rp600 per saham. Dalam pergerakannya, saham perseroan sempat menyentuh level Rp610 per saham sebagai level tertinggi dan terendah Rp580 per saham.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017