Solo (ANTARA News) - Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia menyatakan Indonesia membutuhkan banyak filolog untuk menerjemahkan naskah lokal peninggalan zaman kuno.
"Untuk menggali naskah kuno dibutuhkan banyak filolog, dengan begitu pesan yang ada pada naskah kuno ini dapat dipahami oleh generasi milenial," kata Kepala Perpusnas Republik Indonesia, Muhammad Syarif Bando pada pembukaan Festival Naskah Nusantara III di Gedung Auditorium Universitas Sebelas Maret Solo, Senin.
Meski tidak menyebutkan jumlah filolog yang saat ini ada di Indonesia, dikatakannya keberadaan filolog tersebut masih kurang sehingga sangat dibutuhkan.
"Bukan hanya kebutuhan untuk mengkaji agar pesan dari naskah bisa dikirim kepada masyarakat tetapi juga dengan keberadaan filolog ini naskah makin berkembang di internasional mengingat perkembangan era sekarang sangat masif dari era cetak ke digital," katanya.
Ia mengatakan dalam hal ini Indonesia bukan hanya membutuhkan 100-500 filolog tetapi hingga ribuan.
Pada kesempatan yang sama, Rektor Universitas Sebelas Maret Ravik Karsidi mengatakan dengan diadakannya Festival Naskah Nusantara III di Kampus UNS, diharapkan masyarakat bisa mengetahui isi dari naskah kuno.
Meski demikian, untuk mengetahui isi naskah tersebut dibutuhkan filolog yang mampu menerjemahkannya untuk selanjutnya disampaikan kepada masyarakat.
"Dengan demikian, sesuatu Isi masa lalu dapat dimanfaatkan untuk masa kini dan masa datang," katanya.
Ke depan, Ravik berkeinginan UNS bisa membuka program studi filolog, dengan demikian UNS bisa memberikan kontribusi pada kebutuhan filolog di Indonesia.
"Di UNS saat ini belum ada, seakan-akan tidak menarik karena berhubungan dengan masa lalu, tetapi sebetulnya keberadaannya sangat penting," katanya.
Pewarta: Aris Wasita Widiastuti
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017