Tokyo (ANTARA News) - Cadangan devisa Jepang turun menjadi 911,14 miliar dolar AS pada akhir Mei dari posisi tertinggi selama ini, yakni 915,62 miliar dolar AS pada akhir April, kata Kementerian Keuangan Jepang, Kamis.
Penurunan tersebut merupakan kali pertama dalam lima bulan, meski cadangan devisa Tokyo masih yang terbesar kedua di dunia, setelah China, yang cadangan devisanya mencapai 1,202 triliun dolar AS pada akhir Maret, menurut data Bank Sentral China, seperti dilaporkan XFN Asia.
Cadangan devisa terdiri dari sekuritas, deposito dalam denominasi mata uang asing, plus cadangan IMF, IMF special drawing rights (SDRs) dan emas.
Pada akhir Mei, cadangan dalam mata uang asing berjumlah 890,12 miliar dolar AS, cadangan IMF pada 1,58 miliar dolar AS, SDR pada 2,87 miliar dolar AS, emas 16,22 miliar dolar AS dan aset mata uang asing lainnya 350 juta dolar AS.
Cadangan devisa dipantau dengan cermat untuk bukti dari bagaimana negara tersebut mengelola cadangan devisa yang dipegangnya. Upaya tersebut akan berdampak signifikan terhadap tingkat nilai tukar dan pasar obligasi global, terutama pasar obligasi pemerintah AS.
Perubahan besar dalam cadangan devisa Jepang biasanya terjadi ketika otoritas moneter melakukan intervensi pasar untuk mencegah yen dari apresiari terlalu banyak. Otoritas moneter tidak melakukan intervensi sejak pertengahan Maret 2004. (*)
Copyright © ANTARA 2007