Surabaya (ANTARA News) - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mendata kerusakan jaringan listrik di bawah Jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) yang terbakar sejak Sabtu sore.
Manager PT PLN Area Pelaksana Pemeliharaan Surabaya Nofrizal Erdiansyah meninjau lokasi kebakaran pada Minggu menjelang subuh.
Mereka melihat petugas Dinas Pemadam Kebakaran Surabaya yang berusaha memadamkan api dengan cara mengangkat balok-balok pada ruas jalan yang biasanya dilewati kendaraan roda dua di atas Jembatan Suramadu menggunakan crane PLN.
Kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (23/9) sekitar pukul 17.00 WIB itu belum bisa dipastikan padam hingga matahari terbit dari ufuk timur Selat Madura, Minggu.
"Ini tadi saya menyaksikan evakuasi kebakaran oleh petugas pemadam kebakaran yang telah mengangkat empat buah balok di ruas jalan Jembatan Suramadu. Setidaknya dari balok-balok yang sudah terangkat saya bisa memperkirakan material apa saja yang harus segera diganti dan diperbaiki," katanya.
Setidaknya, dia menjelaskan, terlihat ada kerusakan tiga kabel listrik masing-masing sepanjang 130 meter yang harus diganti.
"Isolasi pada tiga kabel sepanjang 130 meter ini sudah rusak dan harus diganti," katanya.
Dia mengatakan perbaikan akan dilakukan secepatnya setelah inventarisasi seluruh kerusakan, mengingat kebakaran tersebut menyebabkan pasokan listrik ke Pulau Madura menjadi terganggu, sehingga harus dilakukan pemadaman bergilir sejak Sabtu sore.
Terkait penyebab kebakaran, Nofrizal masih belum bisa memastikan.
"Apakah kebakaran disebabkan oleh rusaknya isolator pada kabel-kabel ini atau akibat breakdown arus listrik, InsyaAllah nanti akan kami informasikan lebih lanjut," ucapnya.
Yang pasti, dia menambahkan, jaringan listrik yang tertanam di bawah Jembatan Suramadu itu telah diasuransikan sehingga kerugian dan biaya perbaikannya akan ditanggung perusahaan asuransi.
"Soal biaya perbaikan kerusakan infrastruktur pada Jembatan Suramadu itu nanti juga akan kami bicarakan dengan pihak asuransi," katanya.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo dan Hanif Nashrullah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017