Apa yang dipelajari di sekolah, ternyata tidak jauh berbeda dengan yang difilmkan."

Karimun (ANTARA News) - Ratusan warga di Kecamatan Tebing, Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau (Kepri) tampak penuh antuasiame menonton film Pengkhianatan G30S/PKI di lapangan Perumahan Balai Garden, Sabtu malam (23/9).

"Nonton bareng film G30S/PKI ini sudah kali kedua kita laksanakan. Sebelumnya di Makolanal," kata Perwira Pelaksana Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Tanjung Balai Karimun Mayor Laut (P) Wahyu Hidayanto di sela-sela acara nonton bareng.

Ia mengatakan, antusiasme masyarakat di luar dugaan karena warga, yang sebagian besar anak-anak, remaja, dan orang dewasa telah memenuhi tempat yang disediakan sebelum film mengenai Gerakan 30 September 1965/Partai Komunis Indonesia (G30S/PKI) dimulai.

"Kita sangat bersyukur sekali antusias masyarakat sebegini hebatnya," katanya.

(Baca juga: Film Pengkhianatan G30S/PKI warnai Malam Minggu di Aceh)

Ia juga mengatakan, film ini sengaja ditayangkan untuk memberi pemahaman yang benar akan sejarah, di mana selain TNI AL, nonton bareng Film G30S/PKI ini diselenggarakan oleh TNI AD, Polres Karimun, Camat Tebing dan lembaga kemasyarakatan setempat.

"Tujuannya agar generasi muda negeri ini memahami sejarah bangsanya," katanya.

Di tempat yang sama, Camat Tebing, Herisa Anugerah, mengatakan bahwa pihaknya sengaja menggelar nonton bareng film karya sutradara Arifin C. Noer dan produser G. Dwipayana dari Perum Produksi Film Nasional (PPFN) pada 1984 itu untuk memupuk kembali nilai-nilai sejarah kebangsaan.

Hal itu, menurut dia, terkait dengan nilai sejarah bangsa di kalangan pelajar dan generasi muda sudah mulai berkurang.

"Khususnya generasi muda harus diberi nilai-nilai sejarah. Jangankan mereka, kita sendiri pun terkadang sudah mulai lupa," katanya.

(Baca juga -- Wiranto: Presiden ingin film G30S/PKI mudah dicerna)

Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi jika kelompok-kelompok masyarakat ingin menggelar hal yang serupa.

"Kami sangat mendukung," katanya.

Sementara itu, Adil selaku salah seorang warga Balai Garden mengatakan penayangan film bersejarah sangat penting karena sudah cukup lama belum ditonton masyarakat, termasuk melalui siaran televisi.

"Baru ini saya tonton. Sangat bagus sekali. Apa yang dipelajari di sekolah, ternyata tidak jauh berbeda dengan yang difilmkan," katanya.

Adil lebih memilih penayangan film Pengkhianatan G30S PKI di tingkat Bintara Pembina Desa (Babinsa) karena mempermudah masyarakat untuk memperoleh akses sejarah, termasuk sejarah kelam bangsa Indonesia yang tidak boleh terulang.

"Itu jauh lebih baik," katanya menambahkan.

(Baca juga: Saran Christine Hakim bila film G30S/PKI dibuat ulang)

Pewarta: Rusdianto Syafruddin
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2017