"Saya sudah empat kali tur dunia, jadi saya ingin orang tidak hanya tahu kisah manisnya, tapi juga pahit di belakangnya," kata Pandji dalam acara peluncuran buku "Persisten" di Jakarta Selatan, Sabtu.
Pandji yang juga dikenal sebagai penulis skenario dan penggerak kegiatan sosial tersebut juga mengungkapkan bahwa "Persisten" juga lahir untuk menunjukkan kegigihannya melakukan tur dunia sebagai komika Indonesia.
"Saya ingin menunjukkan bahwa cita-cita itu tidak boleh mengambang, jadi kalau orang mau go international bisa, tapi harus ada usaha terus-menerus, nggak menyerah, harus persisten," kata dia.
Sementara persistensinya dalam menyelenggarakan tur dunia merupakan pembuktian bahwa komika dapat hidup dari lawakan asalkan dia profesional dan mampu "menjual" karyanya dengan baik.
"Seratus persen kali ini tur dilakukan dalam Bahasa Indonesia karena ini sudah saatnya Bahasa Indonesia mendunia, orang Korea saja bisa terkenal pakai bahasa Korea, kenapa kita nggak bisa?" kata dia.
Tur dunia ke-4 bertajuk "Juru Bicara" yang dilakukan di 24 kota di 5 benua, yang dibuka di Shanghai, China, 2 April 2016 dan ditutup di Jakarta pada 10 Desember 2016.
Kisah-kisah di balik layar tur dunia itu ditulis dalam 169 halaman, diceritakan secara ringkas, namun padat berdasarkan hasil wawancara penulis pendamping Muhammad Husnil dengan Pandji dan sebelas komika Indonesia yang menjadi pembuka dalam lawakan tunggalnya.
Buku "Persisten" menandai publikasi karya ke-8 Pandji yang diterbitkan Bentang Pusaka.
Pewarta: Azizah Fitriyanti
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2017