Tegal (ANTARA News) - Puluhan hektare tambak di kawasan pesisir Kabupaten Tegal, terancam tidak bisa diolah dan dimanfaatkan karena diduga tercemar sisa limbah pabrik kecap dan saos yang ada di sekitar daerah itu. Sejumlah petani tambak di Tegal, Kamis, menyatakan terkejut dengan kondisi tambak mereka yang warna airnya berubah menjadi merah kecoklatan dan berbuih. Sokib, salah seorang petambak mengatakan, sisa limbah yang mencemari puluhan hektare tambak ini diduga berasal dari pabrik kecap dan saos yang ada di daerah tersebut. "Meskipun belum sampai menimbulkan dampak, tetapi kami khawatir zat sisa limbah itu akan merusak budidaya tambak bandeng atau udang," katanya. Menurut dia, sedianya lahan tambak itu akan dikeringkan dan dilakukan pengolahan bagi budidaya tambak pascarob yang terjadi dalam beberapa waktu lalu. Ia mengatakan, para petambak takut untuk membersihkan kolam tambak yang terisi cairan zat itu, sebab mereka khawatir cairan sisa limbah itu akan mengakibatkan penyakit kulit. "Zat itu memang tidak berbau tetapi para petambak tidak mau membersihkan kolam tambaknya karena cairan itu baru dikenalnya sehingga ada keraguan zat ini akan menimbulkan dampak pada kesehatan kulit," jelasnya. Bambang Mujiono, salah seorang petambak lainnya mengatakan, sisa limbah yang menggenangi tambak para petani diduga akibat saluran pembuangan limbah pabrik tidak berfungsi dengan baik sehingga air limbah merembes ke lahan tambak petani yang ada di sekitar daerah itu. "Rob yang terjadi beberapa waktu lalu berlangsung lama diduga menyisakan permasalahan terjadinya pencemaran limbah dari perembesan air di tanah dan mengalir ke lahan tambak," katanya. Akibat terjadinya pemcemaran sisa limbah ini, para petani mengaku tidak mau berspekulasi untuk segera melakukan penyebaran benih udang atau bandeng. "Air limbah ini dipastikan akan mematikan bibit ikan sehingga kami tidak berani berspekulasi melakukan budidaya ikan," katanya.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007