"Memang Gunung Agung sudah level III Siaga tetapi wisatawan tetaplah datang ke Bali karena destinasi lain di luar Gunung Agung dan Pura Besakih di Karangasem, tidak terpengaruh dan masih buka seperti biasa, " kata Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra, di Denpasar, Jumat.
Ia terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk memantau perkembangan status vulkanik gunung tertinggi di Bali itu.
Selain itu, Dinas Pariwisata Provinsi Bali setiap hari melaporkan pada Kementerian Pariwisata agar mengetahui kondisi sebenarnya di Pulau Dewata terkait dampak peningkatan status vulkanik Gunung Agung.
"Bali Tourism Board juga sudah membuat imbauan kepada kalangan pariwisata di berbagai wilayah di dunia agar tidak ragu datang ke Bali dan ini agar diviralkan," ucapnya.
Yuniartha juga mengharapkan media dapat menyampaikan informasi yang tidak berlebih-lebihan, supaya tidak ada ketakutan wisatawan untuk datang ke Pulau Dewata.
Apalagi sampai saat ini kondisi kunjungan wisman ke Bali sedang bagus karena kunjungan dari Januari-Agustus 2017 sudah lebih dari 3,99 juta jiwa atau ada kenaikan sekitar 25 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Jika terlalu di-blow up, dampaknya wisatawan bisa sampai batal berlibur ke sini, padahal kondisinya di luar Kabupaten Karangasem tidak terjadi apa-apa," katanya.
Dia sangat menyayangkan adanya salah satu stasiun televisi di Australia yang memberitakan bahwa Gunung Agung telah mengeluarkan asap akibat dari status vulkanik, padahal kenyataan tidak seperti itu.
"Saya pikir orang-orang di Australia itu cerdas dan tahu kondisi di Bali itu seperti apa. Oleh karena itu, tetaplah datang ke Bali," ujar Yuniartha.
Dia sangat berharap, meskipun nantinya benar-benar terjadi erupsi, agar jangan sampai terjadi letusan yang luar biasa karena dikhawatirkan akan terjadi penutupan bandara.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2017