Asahan (ANTARA News) - Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Polri Kombes Pol Martinus Sitompul meminta agar masyarakat tidak langsung mempercayai kebenaran berbagai informasi negatif yang berkembang di sosial media.

"Jangan mudah terprovokasi oleh info yang tidak jelas sumbernya," kata Kombes Martinus di Mapolres Asahan, Sumatera Utara, Kamis.

Menurut dia, sangat penting bagi masyarakat di era informasi untuk menganalisis situasi dan tidak gegabah menyatakan pro atau kontra terhadap hal-hal baru.

Ia menambahkan masyarakat juga perlu memahami sejarah dan peta perpolitikan global sehingga mampu mencerna informasi yang berkembang di media massa dan informasi di media sosial dengan lebih obyektif dan bijak.

"Selain itu jangan mudah terkagum atau heran terhadap suatu fenomena yang dapat menekan sikap reaktif terhadap suatu isu," katanya.

Menurut dia, cepatnya arus informasi dapat berdampak baik bagi masyarakat karena informasi yang terjadi di belahan dunia lain lebih cepat tersampaikan, namun terkadang informasi yang tersebar belum bisa dijamin kebenarannya.

Ada banyak sejumlah kasus tindak kekerasan yang dipicu oleh kabar hoax yang tersebar di medsos.

Martinus mencontohkan terjadinya kasus aksi demo yang berujung kericuhan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, baru-baru ini.

Kasus tersebut berawal dari informasi bahwa ada pembicara komunis di acara LBH.

Kemudian informasi ini tersebar dengan cepat melalui internet dan medsos.

"Penggerebekan di LBH ternyata (didorong) hoax di dalamnya. Tidak ada pembicara komunis," katanya.

Pihaknya pun meminta masyarakat mewaspadai informasi sensitif yang berkembang di medsos karena belum bisa dipastikan kebenarannya.

"Teknologi juga berperan dalam memecah belah. Siapa yang kemudian menjadi korbannya? Ya masyarakat, ya polisi," katanya.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017