Sidoarjo (ANTARA News) - Hampir setahun tinggal di tempat pengungsian Pasar Baru Porong, Sidoarjo, ribuan warga korban lumpur Lapindo Brantas Inc, yang berasal dari Desa Renokenongo kondisi kejiwaannya sudah pada taraf kronis.
Hal ini terungkap dari hasil pemetaan sementara yang dilakukan oleh gabungan ikatan psikologi dan dokter spesialis kedokteran jiwa Surabaya dalam rilisnya, Rabu.
Koordinator psikiater Nalini Agung, hasil pemetaan sementara yang didapatkan oleh gabungan ahli kejiwaan selama dua hari ini hasilnya cukup mengejutkan, rata-rata warga pengungsi mengalami gangguan kejiwaan pada taraf kronis.
Meski dalam kehidupan sehari-hari tidak terlihat, namun sebenarnya gejala ini sudah dapat dirasakan.
"Gangguan kejiwaan warga pengungsi ini, bukan saja terjadi pada usia anak-anak tetapi para orang tua. Hal ini terlihat dari hasil konseling yang dilakukan di tempat pengungsian rata-rata mereka mengalami stress dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan pengungsi," katanya.
Untuk mengatasi hal ini, lanjut Nalini, gabungan ahli kejiwaan akan memberikan konseling kepada warga pengungsi korban lumpur sidoarjo secara berkala, yang bentuknya berupa pendampingan secara individu maupun berelompok.
Menurut rencana untuk tahap awal dilakukan seminggu tiga kali, mengingat kondisinya sekarang masih membutuhkan bimbingan secara intensif.
Sementara itu, Iswahyuningrum, salah satu warga pengungsi asal Renokenongo mengungkapkan dirinya memberanikan untuk berkonsultasi dengan para psikiater, karena sudah tidak tahan dengan kehidupan sehari-hari di tempat pengungsian.
Komunikasi antar keluarga, selama tinggal di pengungsian hampir tidak pernah terjadi termasuk hubungan layaknya suami istri. Namun, setelah melakukan konseling dengan para psikiater semangat untuk berjuang melawan keadaan mulai dapat dijalankan.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007