Dalam pertarungan memperebutkan tiket perempat final turnamen berlevel Super Series yang dijalankan di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Rabu, Greysia/Apriani harus mengakui keunggulan pasangan Jepang itu dengan Skor 15-21, 21-12, 15-21 yang menjadi akhir perjalanan wakil Indonesia di Tokyo, demikian laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), Kamis.
Meski masih harus kalah, Greysia/Apriani mengaku cukup puas dengan penampilannya kali ini. Sebab keduanya berhasil mengeluarkan permainan yang lebih baik dan mencuri satu kemenangan dari tiga gim yang dilakoni.
"Secara penampilan dan permainan kami bisa lebih baik tadi. Tapi memang mereka lawan yang tidak mudah dengan banyaknya pengalaman dan gelar. Tapi secara spirit dan mental kami nggak kalah," kata Greysia dalam keterangannya.
Setelah tumbang di gim pertama, Greysia/Apriani berhasil mencuri kemenangan di gim kedua dan berhasil memaksakan terjadinya gim penentu. Kondisi lapangan yang sedikit angin, dikatakan Greysia/Apriani membuat mereka lebih percaya diri untuk menyerang lawan.
"Di gim kedua karena lapangan mereka menang angin jadi lebih percaya diri buat menyerang," ujar Greysia.
Sayangnya kemenangan di gim kedua Greysia/Apriani tidak terjadi di gim penentuan dan akhirnya mereka harus menyerah 15-21. Mereka menyebut di gim pamungkas tersebut mereka terlalu tertekan di awal laga.
"Di game ketiga secara strategi kami sudah ketekan duluan. Jadi itu yang membuat mental dan pikiran kami tidak bisa keluar. Pas pindah lapangan kami sudah bisa enak lagi, tapi memang secara pengalaman mereka lebih baik next time kami akan coba buat bisa menang," tutur Greysia.
Adapun pada pekan lalu di Korea Terbuka 2017, Greysia/Apriani juga dihentikan Matsutomo/Takahashi. Namun kala itu mereka bertemu di putaran perempat final dan Greysia/Apriani harus menerima kenyataan ditumbangkan dengan skor 15-21, 13-21.
Dua kali berhadapan dengan Matsutomo/Takahashi, Greysia/Apriani mengatakan banyak mengambil pelajaran dari pertandingannya tersebut. Khususnya bagi Apriani yang belum lama menjejak ke level senior.
"Secara permainan dan pengalaman tentu mereka lebih di atas, apalagi mereka juara Olimpiade. Sementara Apri belum berpengalaman seperti kak Greys. Jadi Apri banyak belajar untuk cepat merubah pola dan cepat beradptasi. Pikiran juga nggak boleh kalah," ucap Apriani.
"Tantangan terberat tadi mungkin karena di satu sisi saya harus tetap fokus dan nggak boleh kendor, tapi di sisi lain saya juga harus bisa membuat Apri mengembangkan permainannya, menemukan jati diri bermain di level atas. Tapi saya nggak boleh turun dan tetap menyemangati diri sendiri," tutur Greysia.
Dengan kekalahan yang diderita Greysia/Apriani ini, Indonesia dipastikan tidak lagi memiliki wakil ganda putri di Jepang Terbuka, karena pasangan ini merupakan satu-satunya wakil Merah Putih di Tokyo untuk nomor ini.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017