Samarinda (ANTARA News) - Sebuah kapal yang mengangkut 1.019 ton bahan peledak jenis Amonium Nitrat nyaris karam di Pelabuhan Peti Kemas, Samarinda, Kaltim, Rabu, saat tabung air penyeimbangnya di lambung sebelah kanan bocor.Kebocoran di salah satu sisi lambungnya itu menyebabkan keseimbangan kapal terganggu dan miring hingga menyentuh bibir dermaga. Pihak pelabuhan lalu memutuskan untuk mengevakuasi muatan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.Menurut Johan yang menahkodai kapal berjuluk "Prima Satya Jakarta" itu, kejadian bermula ketika kapal sedang diisi air balas (penyeimbang) di lambung sebelah kiri pada Rabu pagi pukul 07.00 WITA. Johan mengaku kaget karena air yang dimasukkan dari lambung sebelah kiri, ternyata mengalir ke tangki balas penyeimbang sebelah kanan."Kemungkinan, ada kebocoran sehingga air itu mengalir ke lambung kanan sehingga kapal miring ke kanan," papar Johan. Johan membantah jika dikatakan penyebab kemiringan itu adalah kelebihan muatan, mengingat kapasitas kapal tersebut masih jauh dari kapasitas draft standar ambang air. "Draft maksimalnya 4,527 sementara ambang batas airnya baru 4,3. Kapal itu berkapasitas 1.500 ton, sehingga kemiringan itu bukan akibat berat muatannya," kilah Johan. Ditemui terpisah, Administrator Pelabuhan (Adpel) Samarinda, Mulder Mustafa mengakui baru tahu kejadian itu setelah menerima laporan dari Johan sang kapten kapal. Dia langsung memerintahkan agar kapal pengangkut bahan peledak tujuan Banjarmasin, Kalimantan Selatan itu tidak berlayar. "Kami segera melakukan evakuasi muatan kapal itu, sebab selain berbahaya, juga bahan itu mudah rusak jika terkena air. Kapal itu untuk sementara kita larang melanjutkan pelayaran," ujar Mulder Mustafa.Diminta Tidak Berlayar KM Prima Satya Jakarta itu rencananya bertolak dari Samarinda Rabu namun akibat adanya kejadian itu kapal tersebut diminta agar tidak berlayar. "Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui penyebab kemiringan itu. Namun, dugaan sementara akibat adanya kebocoran pada tangki balas. Kami sudah melakukan upaya dengan mengisap air yang ada pada lambung kanan, tapi sejauh ini belum berhasil," katanya menjelaskan. Kasat Intel Poltabes Samarinda, Komisaris Ibrahim membenarkan kejadian itu yang menimpa kapal yang baru didatangkan dari Singapura dan baru pertama kali beroperasi di Samarinda. "Kapal itu di bawah pengawalan Polda kaltim dan baru pertama kali beroperasi di Samarinda setelah didatangkan dari Singapura. Berdasarkan kejadian ini, kami langsung menyarangkan agar muatan kapal itu dipindahkan," tegas kasat Intel Poltabes Samarinda.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007