Pil-pil PCC di dalam gudang yang digerebek aparat Badan Reserse Kriminal Polri di Perumahan Wisma Permai Timur 1, Surabaya, Selasa dini hari, menurut dia, berasal dari produsen yang ada di Purwokerto, Jawa Tengah.
"Beberapa produsen yang ditangkap ini termasuk di Purwokerto yang jadi produsen terbesarnya. Di sini itu kan hanya gudang untuk transit. Mungkin diarahkan ke Indonesia Timur, mungkin bisa saja ke arah Kendari," kata Machfud pada Kamis.
Hingga saat ini, menurut dia, kepolisian belum mendeteksi peredaran pil yang menyebabkan puluhan remaja masuk ke rumah sakit jiwa dan beberapa di antaranya meninggal dunia tersebut di Jawa Timur.
"Untuk mendeteksi, nanti anggota saya (Ditresnarkoba) mungkin perlu dilatih lagi untuk penciuman hidungnya supaya lebih tajam," tuturnya.
Meski belum mendeteksi peredaran pil itu di Jawa Timur, Machfud mengatakan, kepolisian sudah memerintahkan anggotanya meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan pengawasan.
"Karena tetap harus diwaspadai, mengingat korban di Kendari sangat banyak. Juga efek samping yang mengerikan. Kami tetap memerintahkan jajaran kepolisian untuk melakukan penertiban. Tapi, sampai saat ini belum ditemukan. Jawa Timur aman," kata dia.
Setelah menggerebek gudang pil PCC di Surabaya, polisi menetapkan seorang berinisial H sebagai tersangka yang diduga mendistribusikan pil PCC.
Di gudang tersebut, polisi menemukan 32 karung berisi 1.280.000 butir obat jenis Zenith dan 10 karung berisi plastik kemasan Zenith sebanyak 120.000 lembar.
Selain itu polisi menemukan tujuh karton berisi 35.000 butir obat Carnophen, 36 roll bertulisan PCC, sebuah mesin press plastik, dan 100 botol berisi 100.000 butir dextrometeophan.
Pewarta: Indra Setiawan dan Willy Irawan
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2017