Laman resmi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menyebutkan pada hari kedua turnamen berlevel Super Series yang dilangsungkan di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Tokyo, Rabu, dua pemain tunggal putra Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie serta satu tunggal putri Fitriani gagal melewati putaran pertamanya selepas mendapat hasil buruk.
Jonatan ditumbangkan pemain tuan rumah Kenta Nishimoto dalam pertarungan dua gim selama 44 menit berkesudahan 20-22, 15-21. Sementara Ginting tidak bisa merebut kemenangannya dari wakil Hong Kong Hu Yun setelah terlibat duel tiga gim selama 63 menit yang berakhir dengan skor 16-21, 21-10, 13-21.
Hasil buruk yang diraih Ginting dan Jonatan, menjadi antiklimaks dari pencapaian kedua atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) bulu tangkis Indonesia itu, setelah pekan lalu keduanya menjadi lakon utama dalam All-Indonesian Final dalam Korea Terbuka 2017. Ginting keluar sebagai juara turnamen tersebut.
"Ya memang tidak bisa menjadi alasan, karena namanya pertandingan berjalan berturut-turut jadi harus pintar kitanya. Yang jelas memang dia memiliki kelebihan bola depannya yang bagus. Dia menang di sananya, selain itu saat reli-reli saya suka kecolongan dan masih suka mati sendiri juga," ujar Ginting dalam keterangannya.
Sementara Fitriani yang merupakan satu-satunya wakil Indonesia di tunggal putri yang tersisa, harus memupuskan asa nomor tersebut setelah menyerah dari wakil Thailand unggulan tujuh, Ratchanok Intanon dalam dua gim langsung selama 40 menit berkesudahan 20-22, 12-21.
Poin Fitriani terus berada di bawah bayang-bayang Intanon sejak awal gim pertama, akan tetapi dalam keadaan tertinggal 17-19, wakil Indonesia sempat membalikan keadaan dengan merebut tiga poin menjadi 20-19. Namun sayang setelah itu, Intanon balas merebut tiga poin berikutnya, sehingga Fitriani akhirnya kalah 20-22.
Hanya kurang beruntung di gim pembuka, Fitriani yang harus mencari kemenangan di gim kedua, sayangnya tidak bisa menemukan permainan terbaiknya bahkan untuk seperti gim pertama. Ia terus tertinggal jauh 2-9, 5-19, sebelum akhirnya harus mengakui kekalahan 12-21.
"Di gim pertama pas setting point, saya melakukan kesalahan sendiri, bola tidak lewat di net padahal sudah dapet feel-nya. Sementara gim kedua, saya baru bisa dapet irama main pas udah akhir-akhir, sudah ketinggalan terlalu jauh poinnya. Saya banyak mati-mati sendiri. Kondisi saya memang sedang flu, tapi tak bisa dijadikan alasan. Secara teknik permainan, saya memang kurang bagus tadi," kata Fitriani yang sebelumnya juga harus tersingkir di putaran awal Korea Terbuka pekan lalu.
Dengan hasil ini, habis sudah wakil tunggal putri Indonesia di Jepang Terbuka kali ini setelah sebelumnya Gregoria Mariska Tunjung dan Lyanny Alessandra Mainaky sudah kalah lebih dulu di babak kualifikasi.
Sementara untuk tunggal putra, selepas kekalahan Ginting dan Jonatan, Indonesia kini hanya menggantungkan harapan pada satu-satunya wakil tersisa yang berasal dari jalur profesional Tommy Sugiarto. Mantan pemain Pelatnas itu akan menjalani laga putaran pertamanya melawan wakil China Qiao Bin.
Adapun Ginting, kembali harus bersiap untuk menghadapi turnamen berlevel Super Series berikutnya dalam kalender di Denmark Terbuka (Premier) 2017 dan Prancis Terbuka 2017 pada bulan Oktober mendatang.
"Setelah ini dua hari istirahat dulu, latihan tetap, untuk jaga badan dan otot. Baru langsung fokus ke Denmark dan Prancis, semoga hasilnya di sana lebih baik," ucap atlet besutan klub SGS PLN Bandung tersebut menambahkan.
Jonatan ditumbangkan pemain tuan rumah Kenta Nishimoto dalam pertarungan dua gim selama 44 menit berkesudahan 20-22, 15-21. Sementara Ginting tidak bisa merebut kemenangannya dari wakil Hong Kong Hu Yun setelah terlibat duel tiga gim selama 63 menit yang berakhir dengan skor 16-21, 21-10, 13-21.
Hasil buruk yang diraih Ginting dan Jonatan, menjadi antiklimaks dari pencapaian kedua atlet pemusatan latihan nasional (Pelatnas) bulu tangkis Indonesia itu, setelah pekan lalu keduanya menjadi lakon utama dalam All-Indonesian Final dalam Korea Terbuka 2017. Ginting keluar sebagai juara turnamen tersebut.
Meski mengaku ada lelah yang terasa, hal itu tidak bisa menjadi alasan atas hasil buruk di Jepang Terbuka, pasalnya ada beberapa pemain yang turun di Korea Terbuka 2017 juga berlaga di Tokyo dan memperoleh hasil positif di putaran awal.
"Ya memang tidak bisa menjadi alasan, karena namanya pertandingan berjalan berturut-turut jadi harus pintar kitanya. Yang jelas memang dia memiliki kelebihan bola depannya yang bagus. Dia menang di sananya, selain itu saat reli-reli saya suka kecolongan dan masih suka mati sendiri juga," ujar Ginting dalam keterangannya.
Sementara Fitriani yang merupakan satu-satunya wakil Indonesia di tunggal putri yang tersisa, harus memupuskan asa nomor tersebut setelah menyerah dari wakil Thailand unggulan tujuh, Ratchanok Intanon dalam dua gim langsung selama 40 menit berkesudahan 20-22, 12-21.
Poin Fitriani terus berada di bawah bayang-bayang Intanon sejak awal gim pertama, akan tetapi dalam keadaan tertinggal 17-19, wakil Indonesia sempat membalikan keadaan dengan merebut tiga poin menjadi 20-19. Namun sayang setelah itu, Intanon balas merebut tiga poin berikutnya, sehingga Fitriani akhirnya kalah 20-22.
Hanya kurang beruntung di gim pembuka, Fitriani yang harus mencari kemenangan di gim kedua, sayangnya tidak bisa menemukan permainan terbaiknya bahkan untuk seperti gim pertama. Ia terus tertinggal jauh 2-9, 5-19, sebelum akhirnya harus mengakui kekalahan 12-21.
"Di gim pertama pas setting point, saya melakukan kesalahan sendiri, bola tidak lewat di net padahal sudah dapet feel-nya. Sementara gim kedua, saya baru bisa dapet irama main pas udah akhir-akhir, sudah ketinggalan terlalu jauh poinnya. Saya banyak mati-mati sendiri. Kondisi saya memang sedang flu, tapi tak bisa dijadikan alasan. Secara teknik permainan, saya memang kurang bagus tadi," kata Fitriani yang sebelumnya juga harus tersingkir di putaran awal Korea Terbuka pekan lalu.
Dengan hasil ini, habis sudah wakil tunggal putri Indonesia di Jepang Terbuka kali ini setelah sebelumnya Gregoria Mariska Tunjung dan Lyanny Alessandra Mainaky sudah kalah lebih dulu di babak kualifikasi.
Sementara untuk tunggal putra, selepas kekalahan Ginting dan Jonatan, Indonesia kini hanya menggantungkan harapan pada satu-satunya wakil tersisa yang berasal dari jalur profesional Tommy Sugiarto. Mantan pemain Pelatnas itu akan menjalani laga putaran pertamanya melawan wakil China Qiao Bin.
Adapun Ginting, kembali harus bersiap untuk menghadapi turnamen berlevel Super Series berikutnya dalam kalender di Denmark Terbuka (Premier) 2017 dan Prancis Terbuka 2017 pada bulan Oktober mendatang.
"Setelah ini dua hari istirahat dulu, latihan tetap, untuk jaga badan dan otot. Baru langsung fokus ke Denmark dan Prancis, semoga hasilnya di sana lebih baik," ucap atlet besutan klub SGS PLN Bandung tersebut menambahkan.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2017