Palembang (ANTARA News) - Korom 044/Garuda Dempo merancang tim operasi patroli malam untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan di malam hari.

Kelapa Staf Operasi Korem 044/Garuda Dempo yang sekaligus Komandan Satuan Tugas Sub Operasi Darat, Mayor Infantri Andik Siswanto, di Palembang, Rabu, mengatakan, hal ini karena banyak warga yang membakar lahan secara sengaja pada malam hari.


Motifnya untuk mengelabuhi petugas dan juga memanfaatkan medan yang sulit diakses.

"Regu ini dirancang khusus menggunakan kendaraan fin komodo sehingga tim dapat bergerak cepat mendatangi titik api, khususnya titik-titik yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki dan bersepeda motor," kata Siswanto.

Dia katakan, satu regu patroli malam ini beranggotakan 10 orang. Mereka akan menggunakan baju dan sepatu tahan api, masker pelindung, tabung oksigen, dan tabung berisi "busa nusantara" yang berfungsi untuk mematikan api secara kimia.

Untuk alat transportasinya, regu akan menggunakan kendaraan fin komodo jenis pemadam kebakaran yang sudah diproduksi di salah satu perusahaan di Bandung.

"Kami sudah cek harga per unit fin komodo ini berkisar Rp300 juta, sehingga jika ditotal-total untuk membangun regu ini dibutuhkan kurang lebih Rp447 juta karena mencakup juga kamera thermalnya," kata dia.

Konsep operasionalisasi tim patroli malam ini telah mereka usulkan ke BPBD dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Jika proyek ini disetujui maka regu khusus ini dapat mulai disiagakan untuk penanganan kebakaran hutan-lahan pada 2018, yakni saat Palembang menjadi tuan rumah Asian Games 2018.

"Sejak kejadian kebakaran hebat pada 2015, TNI terus memutar otak menemukan metode terbaik untuk penanganan kebakaran hutan-lahan. Sejauh ini, kami melihat persoalan terjadi di malam hari karena minimnya aset, selain itu helikopter pembom air juga dilarang operasi malam demi keselamatan," kata dia.

TNI menjadi bagian dari Satuan Tugas Kebakaran Hutan-Lahan sejak 2015. Beberapa inovasi yang telah dilakukan TNI bekerja sama dengan para peneliti yakni penaburan cairan Bios 44 dan cairan busa nusantara.

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2017