Jakarta (ANTARA News) - Gubernur Sutiyoso berharap insiden yang menimpa dirinya sebagai pejabat negara di Sidney, negara bagian New South Wales (NSW) Australia (29/5) menjadi cambuk untuk meningkatkan sikap nasionalime bangsa Indonesia dalam menghadapi pelecehan di negara lain.
"Sikap detektif Australia yang langsung menginterograsi saya di kamar hotel di Sidney (29/5), adalah tindakan arogan dan pelecehan sebagai tamu resmi pimpinan NSW," katanya di Jakarta, Rabu.
Dalam Dilaog Soal Insiden Sidney dengan jajaran DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu Sutiyoso menegaskan, dirinya ke Sidney atas undangan resmi sebagai tamu negara Premier NSW Morris Lemma, guna membicarakan kerja sama "kota kembar" Jakarta-Sidney.
Gubernur DKI akhirnya memutuskan untuk pulang lebih cepat ke Indonesia (30/5), dengan meminta pemerintah NSW untuk meminta maaf dan memeriksa detektif yang mempermaulkan di hotel tempat menginap di Australia.
Dengan demikian, katanya, tindakan detektif yang menginterograsi dan memberikan surat pemanggilan pengadilan sebagai saksi tentang kasus tewasnya lima wartawan Australia pada 1975 di Balibo Timtim, adalah tidak relevan, karena dirinya tidak pernah bertugas di Balibo, Timtim pada 1975.
Sutiyoso menyambut baik atas reaksi spontan dari Ketua DPR, DPD, Presiden, tokoh masyarakat dan ormas termasuk KNPI yang mengecam keras terhadap tindakan aparat Australia yang melecehkan Gubernur DKI saat melakukan kunjungan resmi ke negara Kanguru tersebut.
Dia berharap, sikap spontan protes terhadap Asutralia menjadi cambuk untuk meningkatkan sikap nasionalime khsususnya menghadapi pelecehan bangsa Indonesia oleh bangsa lian, seperti kasu penyiksaan TKI dan pelanggaran garis batas kedaulatan wilayah RI.
Sutiyoso menerima permintaan maaf secara tertulis Premier (kepala pemerintahan) NSW, Morris Lemma melalui Dubes Australia di Indonesi Bill Farmer pada (31/5) dan Lemma berjanji akan berkunjung ke Jakarta (22/6) guna membicarakan kerjasama antara dua kota itu.
Sementara itu, Ketua Umum DPP KNPI Hasanuddin Yusuf menyesalkan tindakan detektif Australia yang menggrebek Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso (Bang Yos), dalam kunjungan resminya di Sidney, Australia, Selasa (29/5).
"Insiden tersebut menunjukkan terlalu intervensi Australia kepada Indonesia, bagaimanapun juga Bang Yos adalah Gubernur DKI yang datang ke Australia atas undangan pemerintah negara bagian Australia," ujarnya.
Hasanuddin menegaskan, atas peristiwa tersebut KNPI meminta kepada Pemerintah RI untuk melayangkan Red Notice atau surat protes kepada Pemerintah Australia, bahkan jika perlu menarik Dubes RI di Autsrlia untuk pulang ke Indonesia.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007