Jakarta (ANTARA News) - Kajian mengenai merger antara Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) serta kajian mengenai pindah gedung diharapkan selesai sebelum akhir tahun ini, kata Direktur Utama Bursa Efek Jakarta (BEJ) Erry Firmansyah di Jakarta, Rabu. Erry mengatakan, kajian mengenai merger dan pindah gedung telah diagendakan dalam RUPS BEJ, meski bukan agenda utama. "Hal itu (merger) tidak dimasukan dalam agenda utama, hanya masuk di agenda lain-lain. Sehingga pemegang saham BEJ tidak dalam posisi untuk mengambil keputusan," ujarnya. Menurutnya, BEJ hanya melaporkan perkembangan tentang kajian merger dan rencana pindah gedung tersebut. Kajian mengenai pindah gedung diharapkan selesai September dan kajian merger pada Oktober 2007. Erry menambahkan untuk proses merger BEJ sudah menunjuk konsultan hukum dan konsultan keuangan. Saat ini BEJ sedang dalam proses memilih konsultan sumber daya manusia (SDM). "Sementara untuk rencana pindah gedung sedang dikaji oleh konsultan (Procon) dan tim internal," katanya. Lebih jauh Erry mengatakan, sebenarnya usulan pindah gedung itu sudah mengemuka pada saat RUPS 2005. Waktu itu pemegang saham mengusulkan tiga opsi, yakni sewa jangka panjang, strata title dan beli gedung sendiri. "Namun dalam perkembangannya pemegang saham mengusulkan untuk beli gedung sendiri. Saat ini kita sedang kaji apakah lebih menguntungkan dengan membeli gedung sendiri atau sewa seperti saat ini," kata Erry. Yang jelas, katanya, lokasi gedung BEJ harus terletak di kawasan segitiga emas (Jl Gatot Subroto, Sudirman dan Kuningan). "Kalau beli gedung harganya Rp1 triliun, dari mana duitnya, tapi kalau Rp100 miliar, ya kita pikirkan lagi," tambahnya.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007