Jakarta (ANTARA News) - Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) menetapkan sejumlah kriteria sebagai syarat pemberian surat keputusan atlet-atlet pemusatan pelatihan nasional pada 1 Oktober, jelang Asian Games 2018.
"Kami sudah berdiskusi dengan cabang-cabang olahraga terkait pemanggilan atlet-atlet pelatnas dan memutuskan dasar-dasar pemanggilan," kata Ketua Satlak Prima Achmad Sutjipto di Jakarta, Selasa.
Kondisi fisik atlet menjadi kriteria dasar pemanggilan atlet-atlet pelatnas jelang Asian Games. "Kami akan memastikan atlet mampu menghadapi beban latihan dengan ukuran-ukuran pemeriksaan fisik," ujar mantan Kepala Staf TNI Angkatan Laut itu.
Kriteria berikutnya adalah rasio kalah menang atlet dalam setiap keikutsertaannya pada kejuaraan-kejuaraan internasional.
"Kami juga mengacu pada patokan prestasi atlet-atlet Asia dalam menetapkan kriteria atlet pelatnas. Apakah seorang atlet mampu mengejar kesenjangan prestasinya dengan catatan rekor Asia itu selama setahun," tutur Sujtipto.
Satlak Prima, lanjut mantan Ketua Umum Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) itu tidak dapat menetapkan jumlah atlet pelatnas jelang Asian Games 2018 sebanyak 260 atlet.
"Jumlahnya sangat dinamis. Tapi, kami memperkirakan jumlahnya sekitar 500 orang termasuk atlet, pelatih, dan ofisial. Jumlah itu telah turun dari jumlah total sebelumnya yaitu 1.052 atlet, pelatih, dan ofisial," ucap Sutjipto.
Sutjipto menambahkan pemanggilan atlet-atlet pelatnas jelang Asian Games berpeluang dibuka kembali pada Januari 2018 setelah Oktober 2017.
"Namun, kami tetap mempertimbangkan penambahan atlet-atlet pelatnas mengacu pada anggaran yang ada. Kami tentu tidak ingin sebagai tuan rumah kehilangan wakil dalam pertandingan babak utama jika ada atlet yang kalah pada babak penyisihan," kata Sutjipto tentang pertimbangan penambahan atlet.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi mengaku telah memutuskan cabang olahraga di bawah pembinaan Satlak Prima hanya sebanyak 20 cabang.
"Kami juga ingin keikutsertaan atlet dalam kejuaraan uji coba di luar negeri tidak hanya sebulan tapi minimal enam bulan," kata Menpora.
Pewarta: Imam Santoso
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2017