"Ada 118 mesin ATM di bawah kendali kami. Sebagian sudah memiliki anti 'skimmer'. Sisanya yang belum, itu lah yang akan dipasangi anti penyadap," kata Pimpinan Cabang BRI Cabang Mataram Mochammad Harsono, di Mataram, Selasa.
Ia mengatakan ATM yang dipasangi anti penyadap nantinya akan mati sendiri ketika ada benda asing yang terpasang.
Oleh sebab itu, nasabah yang menemukan mesin ATM dalam keadaan "offline" atau mati diminta segera menghubungi kantor BRI terdekat agar segera dilakukan pemeriksaan.
Pihaknya juga tetap melakukan pemeriksaan rutin dua kali sehari untuk memastikan bahwa mesin ATM aman dari pemasangan alat penyadap.
"Pengecekan dilakukan pada pagi dan sore hari. Semuanya dicek oleh petugas kami," ujarnya.
Meskipun ATM sudah dipasangi anti penyadap, Harsono mengimbau kepada seluruh nasabah agar tetap waspada terhadap upaya penyadapan data yang bisa menyebabkan kehilangan dana.
Salah satu cara agar dana di rekening tetap aman adalah melakukan penggantian PIN ATM sesering mungkin.
"Kami juga mengimbau nasabah agar bertransaksi melalui mobile banking," ucapnya pula.
Ia juga meminta nasabah segera melapor jika merasa kehilangan dana tanpa pernah melakukan transaksi. Pelaporan akan diproses paling lama 14 hari kerja setelah laporan diterima pihak bank.
"Insya Allah setiap pelaporan akan diproses. Yang penting nasabah bawa bukti-bukti kehilangan dana," katanya.
Harsono menyebutkan sebanyak 10 mesin ATM BRI Cabang Mataram telah dipasangi alat penyadap atau "skimmer". Semuanya sudah dibongkar sebelum ada dana nasabah yang hilang.
Dari sepuluh alat penyadap yang diamankan Tim Patroli BRI Cabang Mataram, sebagian besarnya ditemukan terpasang pada mesin ATM yang terletak di kawasan wisata Gili Trawangan, Desa Gili Indah, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.
Selain di kawasan wisata itu, tim juga mengamankan tiga di antaranya di wilayah Ampenan, Kota Mataram dan Senggigi, Kabupaten Lombok Barat.
"Kami sudah laporkan temuan itu dan berhasil menangkap tangan tiga orang pelaku berkewarganegaraan Bulgaria," ujarnya.
Pewarta: Awaludin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2017