Dhaka (ANTARA News) - Ada 70.000 ibu hamil dan menyusui di antara gelombang pengungsi Rohingya yang memasuki negara itu setelah melarikan diri dari aksi kekerasan di Myanmar dalam tiga pekan terakhir, seperti diungkap pemerintah Bangladesh, Senin (18/9).
Dalam sebuah pengarahan tentang upaya bantuan pada Senin, Menteri Informasi Hasanul Haq mengatakan bahwa pendatang baru dalam jumlah cukup besar yang tinggal di kamp adalah calon ibu atau ibu yang baru saja melahirkan.
"Penanganan khusus telah dilakukan bagi 70.000 ibu hamil dan menyusui," ujar Haq kepada wartawan, seperti dilansir AFP.
Berdasarkan data PBB bahwa sebanyak 415.000 warga sipil dari minoritas muslim Rohingya telah tiba di Bangladesh sejak 25 Agustus, membanjiri kamp pengungsi di dekat perbatasan yang tidak siap menerima kedatangan pengungsi secara tiba-tiba.
Mayoritas pengungsi yang melakukan penyeberangan adalah perempuan dan anak-anak, dengan sejumlah badan bantuan memperingatkan adanya krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung saat otoritas kesulitan menyediakan fasilitas dasar bagi warga sipil yang putus asa.
PBB memperingatkan kondisi yang tidak dapat ditoleransi di kamp sekitar kota perbatasan Cox’s Bazar.
(Baca juga: Delapan jam bagi Rohingya)
Penerjemah: Monalisa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017