Bengkulu (ANTARA News) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu akan melakukan penyebaran tanaman langka anggrek jenis vanda hookeriana (anggrek pensil) di perairan Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) yang terancam punah.Penyebaran itu merupakan bagioan dari pelestarian sebab jenis anggrek tersebut terancam punah akibat perambahan di kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB) yang menjadi habitat flora langka itu, kata Kepala BKSDA Bengkulu Yohanes Sudarto, Rabu.Anggrek pensil yang akan disebar sebanyak 20 batang, dan ini merupakan ujicoba ketiga kalinya sebab sebelumnya sudah dilakukan pada Februari 2005 dengan menanam 20 batang dan April 2006 lalu dengan menanam tujuh batang."Hasilnya sangat memuaskan sebab anggrek tersebut dapat beradaptasi dan tumbuh subur di daerah tersebut," katanya.Keberhasilan penyebaran tanaman anggrek vanda hookeriana di DDTS tidak terlepas dari tempat penangkarannya yang dibuat hampir sama dengan keadaan habitat aslinya.Yohanes menyayangkan dari 27 batang anggrek yang sudah dilepas tersebut belum ada satupun yang berbunga sebab jika anggrek tersebut berbunga dapat diambil bunganya untuk ditangkarkan kembali agar dapat diperbanyak.Penyebaran belum bisa dilakukan secara menyeluruh sebab jumlah anggrek hasil penangkaran belum mencukupi target yang ditetapkan, saat ini ada 400 batang anggrek pensil hasil penangkaran yang siap sebar."Kalau sudah sampai 5.000 batang baru kita tebarkan di seluruh pinggiran DDTS, sekarang belum saatnya untuk dikembalikan ke habitatnya," ujarnya.Penangkarannya berjalan lamba karena BKSDA sulit mendapatkan bibit anggrek tersebut, sekalipun angrek hasil penangkaran banyak yang berbunga tapi jarang ada bijinya.Angrek vanda hookeriana memiliki keindahan khas dan mempunyai kesegaran bunga yang cukup lama yakni mencapai 22 hari. Keindahan anggrek ini mampu menawan pemerintah dan masyarakat Inggris sehingga pada tahun 1882 dinobatkan sebagai "Ratu Anggrek" dan mendapat hadiah "First Class Certificate".Diharapkan, ke depan tanaman vanda hookeriana dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin melihat kawasan wisata DDTS. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007