"Saya meninjau petani garam, karena persoalan garam baru-baru ini hangat sekali. Garam itu langka dan harganya mahal, padahal petani garam selalu tidak mendapatkan keuntungan itu," ujar Zulkifli di sela kunjungan kerja sosialisasi empat pilar di Sumenep, Jawa Timur, Senin.
Zulkifli menekankan ketika petani garam sedang panen, harga garam justru turun. Namun ketika sedang masa produksi, harganya malah naik.
"Ini yang harus dicarikan jalan keluarnya, agar petani garam mendapatkan manfaat besar," katanya menjelaskan.
Dia juga meminta pemerintah tidak mengimpor garam ketika masa panen tiba karena hanya akan membuat harga garam petani lokal anjlok.
"Pemerintah harus berpihak kepada petani garam, harga harus dijamin," ujar dia.
Dalam peninjauan petani garam, Zulkifli mendengarkan keluhan para petani garam. Para petani mengaku sangat mengharapkan pemerintah dapat menjaga dan menjamin harga garam petani stabil.
Petani menginginkan harga pokok pembelian (HPP) garam kualitas satu dipatok seharga Rp2.500-Rp2.000 per Kg sedangkan garam kualitas dua Rp2.000-Rp1.500 per Kg. Di sisi lain garam impor diharapkan dihargai tidak kurang Rp2.500 per Kg, agar garam produksi petani lokal tidak kalah saing.
Zulkifli menekankan solusi atas permasalahan garam harus betul-betul dipikirkan pemerintah sehingga Indonesia dapat mewujudkan swasembada garam.
Menurut dia, petani harus diberikan jaminan harga garam yang stabil, diberikan keterampilan dan dukungan peralatan memadai, serta harus ada pengaturan impor garam.
"Saya akan bicara dengan kementerian terkait dan ke pimpinan DPR RI, supaya apa yang diharapkan petani garam menjadi kebijakan pemerintah dan kita bisa swasembada garam dalam waktu secepatnya," ujar Zulkifli.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017